Jkpi iskandar yusuf kti
JKPI: Jurnal Kajian Pendidikan IPA
Vol.x. Nomor x. Tahun xxxx
Program Studi Pendidikan IPA, Universitas Garut
Kontribusi Pendidikan Dalam Menyiapkan Generasi Kreatif Di Era
Globalisasi
Iskandar Kanta Dinata a, 1*, Muhammad Yusuf Fahmi Burhanudin2,
ab Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam , Univesitas Garut
1 iskandakantadinata@gmail.com “ myfagmib@gmail.com “
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dan ketidakpastian
lingkungan di masa datang yang semakin tinggi dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Kajian literatur yang digunakan dalam penulisan ini dengan 6 metode yaitu dengan menyeleksi topik
atau judul yang akan di review, melakukan pencarian jurnal yang berkaitan dengan topik yang sudah
tentukan, mengumpulkan dan menyeleksi jurnal yang sudah di cari, menganalisis dan memprafase hasil
dari jurnal yang sudah di pilih. Kajian hasil dan pembahasan artikel ini berfokus pada bagaimana
generasi milenial dalam pendidikan di era gelobalisasi memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi
satu sama lain. Untuk itu, maka pendidikan memerlukan SDM yang kompeten sebagai aset bagi proses
pengembangan generasi milenial yang siap akan problematika dan tantangan dalam hal pengelola
pendidikan selayaknya industri pendidikan harus dipandang sebagai noble industry (industri mulia),
yang harus dikelola secara profesional dengan berorientasi pada kualitas pendidikan dan sesuai dengan
tujuan mulia pendidikan itu sendiri.
Kata Kunci : Pendidikan Di Era Globalisasi, SDM yang Kompeten.
ABSTRACT
This research aims to face increasingly fierce competition and environmental uncertainty in the
future, which requires more qualified human resources.The literature review used in this paper uses 6
methods, namely by selecting the topic or title to be reviewed, conducting a search for journals related
to the topic that has been determined, collecting and selecting the journals that have been searched for,
analyzing and paraphrasing the results from the journals that have been published.choose. The study of
the results and discussion of this article focuses on how millennials in education in the era of
globalization have interrelationships that influence each other. For this reason, education requires
competent human resources as assets for the development process of the millennial generation who are
ready for problems and challenges in terms of managing education, as the education industry should be
viewed as a noble industry, which must be managed professionally with orientation to the quality of
education and education. in accordance with the noble goals of education itself.
Keywords : Education in the Age of Globalization, Competent HR
Pendahuluan
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan ketidakpastian lingkungan di masa
datang yang semakin tinggi dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan karenanya salah
satu upaya yang harus diutamakan dalam meningkatkan kualitas bangsa dalam arti kualitas sumber daya
manusia tersebut adalah melalui pendidikan
Pengalaman empiris telah membuktikan bahwa bangsa-bangsa yang telah menikmati
kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya adalah bangsa yang memulai pembangunannya melalui
pendidikan meskipun mereka tidak memiliki sumber daya alam yang cukup.
Jurnal Kajian Pendidikan IPA Vol xx No xx || xx
Ketertinggalan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan, salah satunya disebabkan oleh
masih rendahnya keberpihakan pemerintah sebagai penggagas dan pengayom masyarakat terhadap
bidang pendidikan, karena itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kelemahan dalam bidang
pendidikan ini menunjukkan ketidakberhasilan pemerintahan suatu negara dalam meningkatkan kualitas
bangsanya.
Dukungan terhadap pentingnya kontribusi pendidikan dalam membangun bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang besar di antara negara-negara di dunia ini, sesungguhnya telah tertuang di dalam
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang mengamanatkan bahwa, pendidikan merupakan hak dan
kewajiban bagi seluruh warga Indonesia
Metode
Kajian literatur yang digunakan dalam penulisan ini dengan 6 metode yaitu dengan menyeleksi
topik atau judul yang akan di review, melakukan pencarian jurnal yang berkaitan dengan topik yang
sudah tentukan, mengumpulkan dan menyeleksi jurnal yang sudah di cari, menganalisis dan memprafase
hasil dari jurnal yang sudah di pilih. Pembahasan artikel ini berfokus pada bagaimana generasi milenial
dalam Pendidikan di era gelobalisasi. Artikel yang diambil terdiri dari 8 artikel yang mulai terbit dari
tahun 2004 sampai 2019.
Hasil dan Pembahasan
Tidak ada suatu negara maju di dunia ini yang tidak menitikberatkan sektor pendidikan dalam
membangun negara dan bangsanya. Negara-negara maju telah membuktikan bahwa, pendidikan
mempunyai kontribusi yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas bangsanya dalam hal
pengelola pendidikan selayaknya industri pendidikan harus dipandang sebagai noble industry (industri
mulia), yang harus dikelola secara profesional dengan berorientasi pada kualitas pendidikan dan sesuai
dengan tujuan mulia pendidikan itu sendiri, yaitu untuk menciptakan manusia yang bermartabat dan
berakhlak mulia dengan demikian peningkatan kualitas bangsa sesungguhnya bertumpu pada
peningkatan kualitas sumber daya manusianya, dan hanya akan dapat dicapai salah satunya melalui
penekanan pada pentingnya pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah didasarkan pada sistem
pendidikan yang lebih berkualitas.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak
untuk mengoptimalkan kontribusi pendidikan terhadap peningkatan kualitas bangsa Indonesia, semua
pihak mempunyai kontribusi yang penting, apakah pengelola pendidikan itu sendiri, termasuk swasta,
pemerintah, atau masyarakat pada umumnya.(Muhardi, 2004),
Kemajuan Iptek akan membawa konsekuensi dan memberikan dampak terhadap kemajuan dan
kehidupan bangsa di masa depan. Implementasinya perlu tersedia SDM yang unggul, kreatif, yang
mempunyai kemandirian, dan mampu berkompetisi di tingkat global.(H Kara, 2014), ciri utama manusia
Indonesia masa depan adalah manusia yang mendidik diri sendiri sepanjang hayat dan masyarakat
belajar yang terbuka tetapi memiliki pandangan hidup yang mantap.(Lestari, 2018).
Kemampun yang dimiliki oleh insan terdidik merupakan sarana bagi pemahaman diri dan
lingkungan, upaya adaptasi dan partisipasi dalam perubahan, dimana pendidikan memiliki tiga peran
utama yakni sebagai agen konservatif (agent of conservation), agen inovatif (agent of innovation), dan
agen perubahan (agent of change).(Predy et al., 2019)
Jurnal Kajian Pendidikan IPA Vol xx No xx || xx
Indonesia Emas 2045 adalah sebuah impian besar tentang Indonesia yang unggul, maju bersaing
dengan bangsa-bangsa lain, dan telah cukup dewasa untuk mengatasi isu-isu persoalan klasik bangsa,
seperti korupsi, isu disintegrasi, dan kemiskinan. Untuk mewujudkan impian tersebut, kunci utamanya
bukan kekuatan ekonomi, politik, atau militer, melainkan manusianya. Pemuda-pemudi merupakan
penerus perjuangan generasi terdahulu dan menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu
bangsa termasuk generasi untuk menghadapi Indonesia tahun 2045. Pemudalah menjadi tumpuan untuk
mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan luas, serta
berdasarkan kepada nilai-nilai dan normal yang berlaku di masyarakat.Yang paling penting nasib bangsa
Indonesia baik buruknya ke depan akan sangat bergantung pada generasi penerusnya yaitu generasi
muda. Pendidikan karakter akan menjadi dasar dalam pembentukan karakter bangsa, yang tidak
mengabaikan nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, gotong royong, saling menghormati, dan
sebagainya tuntutan perubahan mindset manusia abad 21, menuntut pula perubahan yang sangat besar
dalam pendidikan nasional, yang kita ketahui pendidikan kita adalah warisan..(Cintamulya, 2018).
Generasi milenial sebagian besar tumbuh dan berkembangan melalui pendidikan, sehingga
pendidikan menjadi wahana bagi pengembangan generasi milenial. Untuk itu, maka pendidikan
memerlukan SDM yang kompeten sebagai aset bagi proses pengembangan generasi milenial yang siap
akan problematika dan tantangan, SDM yang kompeten tersebut dicapai melalui proses
pengembangan..(Suyidno et al., 2022), Menurut Kupperschmidt (2000) (dalam Putra, 2016)
Generasi adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan tahun lahir, umur, lokasi dan juga
pengalaman historis atau kejadian – kejadian dalam individu yang sama memiliki pengaruh
signifikan dalam fase pertumbuhan mere ka. Jadi, dapat dikatakan pula bahwa generasi adalah
sekelompok individu yang mengalami peristiwa -peristiwa yang sama dalam kurun waktu yang sama
pula. (Surani, 2019), generasi milenial dan pendidikan merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi
memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Untuk itu, maka pendidikan
memerlukan SDM yang kompeten sebagai aset bagi proses pengembangan generasi milenial yang siap
akan problematika dan tantangan, SDM yang kompeten tersebut dicapai melalui proses pengembangan.
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen saling yang saling terkait
secara fungsional bagi tercapainya pendidikan yang berkualitas. Sebagai seorang pendidik kita harus
memiliki tanggung jawab untuk membawa mereka bertahan dengan kehidupan yang akan datang dan
mempersiapkan peserta didik kita dengan skill masa depan, dimana Revolusi Digital muncul dengan
menekankan pembaharuan serba teknologi di antaranya lewat pola digital economy , artificial
intelligence, big data , robotic . Dan bahkan pada 10 tahun yang akan datang jenis pekerjaan yang akan
hilang bertambah menjadi 75 persen. Hal ini disebabkan pekerjaan yang diperankan oleh manusia
setahap demi setahap digantikan dengan teknologi digitalisasi program. Dampaknya, proses produksi
menjadi lebih cepat dikerjakan dan lebih mudah didistribusikan secara masif dengan keterlibatan
manusia yang minim.
Apabila kita memandang bahwa melaksanakan tugas adalah suatu persaingan, maka SDM yang
memiliki daya kompetitif adalah mereka yang dapat berfikir kreatif dan produktif. SDM yang berfikir
kreatif dapat bersaing dan dapat memunculkan kreasi-kreasi baru. SDM yang inovatif tidak hanya
terbatas pada kemampuan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugasnya, melainkan kemampuan
mencari dan menggunakan cara baru dalam menyelesaikan tugasnya tersebut salah satu sifat SDM yang
inovatif adalah mereka yang tidak merasa puas dengan apa yang telah dikerjakan dan dihasilkannya,
melainkan merasa penasaran atas kinerjanya.(Wijayanti, 2021)
Jurnal Kajian Pendidikan IPA Vol xx No xx || xx
Simpulan
Dalam hal pengelola pendidikan selayaknya industri pendidikan harus dipandang sebagai noble
industry (industri mulia), yang harus dikelola secara profesional dengan berorientasi pada kualitas
pendidikan dan sesuai dengan tujuan mulia pendidikan itu sendiri, yaitu untuk menciptakan manusia
yang bermartabat dan berakhlak mulia Dengan demikian, peningkatan kualitas bangsa sesungguhnya
bertumpu pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya, dan hanya akan dapat dicapai salah
satunya melalui penekanan pada pentingnya pendidikan pemudalah menjadi tumpuan untuk
mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan luas, serta
berdasarkan kepada nilai-nilai dan normal yang berlaku di masyarakat.Yang paling penting nasib
bangsa Indonesia baik buruknya ke depan akan sangat bergantung pada generasi penerusnya yaitu
generasi milenial untuk itu, maka pendidikan memerlukan SDM yang kompeten sebagai aset bagi
proses pengembangan generasi milenial yang siap akan problematika dan tantangan, SDM yang
kompeten tersebut dicapai melalui proses pengembangan SDM yang inovatif tidak hanya terbatas pada
kemampuan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugasnya, melainkan kemampuan mencari dan
menggunakan cara baru dalam menyelesaikan tugasnya tersebut salah satu sifat SDM yang inovatif
adalah mereka yang tidak merasa puas dengan apa yang telah dikerjakan dan dihasilkannya, melainkan
merasa penasaran atas kinerjanya.
Referensi
Cintamulya, I. (2018). Peranan Pendidikan Dalam Mempersiapkan Sumber. Formatif : Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 2(2), 90–101.
H Kara, O. A. M. A. (2014). In Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents (Vol. 7,
Issue 2).
Lestari, S. (2018). Peran Teknologi dalam Pendidikan di Era Globalisasi. Edureligia; Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 2(2), 94–100. https://doi.org/10.33650/edureligia.v2i2.459
Muhardi. (2004). Kontribusi Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Bangsa Indonesia. Mimbar,
XX(4), 478–492.
Predy, M., Sutarto, J., Prihatin, T., & Yulianto, A. (2019). Generasi Milenial yang Siap Menghadapi
Era Revolusi Digital ( Society 5 . 0 dan Revolusi Industri 4 . 0 ) di Bidang Pendidikan Melalui
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Surani, D. (2019). Studi literatur: Peran teknolog pendidikan dalam pendidikan 4.0. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 2(1), 456–469.
Suyidno, S. M., Arifuddin, M., & … (2022). Autonomy Based Stem Learning: Buku Referensi Bagi
Pendidik Kreatif Dan Inovatif Di Era Industri 4.0. Prosiding Seminar …, 7(April), 7–12.
Wijayanti, C. L. (2021). Mendidik generasi millenial di era globalisasi. At-Thufuly: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 1(2), 100–111.
Jurnal Kajian Pendidikan IPA Vol xx No xx || xx
…