Laporan geografi masalah kependudukan
MASALAH TINGKAT
KEPENDUDUKAN DI
KOTA BATAM
OLEH : GARGA GUNTUR HARAHAP & LUKMAN HAKIM
KELAS X MIPA
SMA INTEGRAL HIDAYATULLAH BATAM
TAHUN AJARAN 2019/2020
LAPORAN
HASIL
PENELITIAN
GEOGRAFI
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat yang
telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah
mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan proposal ini yang
merupakan tugas mata pelajaran Geografi. Penulis sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada
Guru pengampu mata pelajaran Geografi, Iis Aprianti, S.Pd . dan semua pihak yang turut membantu
proses penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahankesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.Karena,kekurangan itu
selalu datang dari kami,dan kesempurnaan itu selalu datangnya dari ALLAH SWT.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya
bagi penulis sendiri. Amin.
Batam,1 Desember 2019
Penulis
1|Page
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………..X
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah ……………………………………………………………3
1.2 Rumusan masalah ……………………………………………………………………3
1.3 Tujuan penelitian …………………………………………………………………….3
1.4 Manfaat penelitian ………………………………………………………………….4
BAB II PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori ………………………………………………………………………..4
2.2 Hasil penelitian & Pembahasan…………………………………………………..4
2.3 Pembahasan Solusi……………………………………………………………………9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan & Saran ………………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………..13
2|Page
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu Provinsi yang menyumbang angka kehidupan tertinggi di Indonesia yakni Provinsi
Kepulauan Riau khusunya Kota Batam. Batam menempati posisi ketiga setelah Jakarta dan Jayapura.
Pada akhir 2011, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Batam mencatat jumlah
penduduk Batam mencapai mencapai 1.056.701 jiwa terus meningkat sejak kota industri ini mulai
dibuka. Pertambahan penduduk di Kota Batam mencapai 14% setiap tahunnya. Sedangkan untuk tahun
2012 hingga bulan Maret 2012 bertambah sekitar 3.000 jiwa perbulannya sejak Januari 2012 atau menjadi
1,149. 902 juta jiwa. Kondisi tersebut menunjukan bahwa kepadatan penduduk Di Kota Batam tidak
seimbang.
Peningkatan kependudukan di Kota Batam tidak dapat dipungkiri lagi mengingat Kota Batam merupakan
salah satu Kota yang berkembang pesat di Indonesia. Kota Batam juga turut memberi kontribusi terhadap
kemajuan ekonomi Nasional. Posisinya yang sangat dekat dengan negara industri seperti Singapura dan
Malaysia membuat kawasan ini sangat berpotensi untuk menampung luapan ekonomi dari Negara yang
sudah tergolong maju tersebut. Nilai ekonomis kawasan ini sudah tak terbantahkan sejak dikembangkan
secara terencana oleh pemerintah melalui BP kawasan. BP Kawasan merupakan lembaga yang dibentuk
berdasarkan Kepres No. 41 tahun 1973 untuk mengembangkan Batam agar dapat bersaing dengan Negara
lain se-asia. Inilah salah satu yang menjadi alasan masyarakat untuk bermigrasi ke Kota Batam.
Pernikahan pendatang di Kota Batam turut meyumbang angka kependudukan di Kota Batam yang mulai
padat saat ini. Dengan meningkatnya kependudukan di Kota Batam menyebabkan timbulnya masalah
sosial di Kota Batam. Hal ini akan berdampak lebih buruk lagi jika tidak diupayakan pengendaliannya.
Pendidikan kependudukan di Kota Batam dinilai sangat penting untuk mencegah terjadinya kesejangan
sosial serta untuk menekan angka peningkatan penduduk di Kota Batam sehingga pembangunan di Kota
Batam dapat merata. Terbukanya wawasan masyarakat Kota Batam tentang Keluarga Sejahtera melalui
pendidikan kependudukan diharapkan dapat menunjang Batam sebagai kota industri di Indonesia
mengingat keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas penduduk dan bukan oleh
ketersediaan sumber daya alam.
1.2 Rumusan Masalah
1.Permasalahan apa saja yang timbul akibat meningkatnya kependudukan di kota batam?
2.Apa saja solusi atas permasalahan tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui berbagai masalah yang timbul akibat kepadatan penduduk di Kota Batam dan
solusi dari berbagai masalah yang timbul dari permasalahan tersebut.
3|Page
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan di buatnya makalah ini,kami sebagai siswa berharap makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
BAB 2
PENELITIAN & PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN TEORI
Kota Batam adalah sebuah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Wilayah Kota
Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya di
kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam, Rempang, dan Galang terkoneksi
oleh Jembatan Barelang. Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam per 2015, jumlah
penduduk Batam mencapai 1.037.187 jiwa. Batam merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan
bebas Batam–Bintan–Karimun (BBK).
Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis. Selain berada di jalur pelayaran
internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dan berbatasan langsung
dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam merupakan salah satu kota dengan
pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an oleh Otorita Batam (saat ini
bernama BP Batam), kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk
Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat.
2.2 Hasil Penelitian & Pembahasan
Masalah – Masalah yang Dihadapi Kota Batam
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Kota Batam menyebabkan munculnya masalah-masalah yang
dapat menganggu pembangunan Kota Batam sebagai salah satu kota yang berpotensi di Indonesia.
Masalah – masalah tersebut adalah :
4|Page
1.
Masalah Imigrasi
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Status Migrasi di Kepulauan Riau Tahun 2010
Sumber :
BPS
Kepulauan
Riau
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat jelas bahwa Batam memiliki angka tertinggi dalam menampung imigran
dari luar Kota Batam. Bahkan pendatang lebih mendominasi daripada penduduk asli Kota Batam yakni
Suku melayu. Terlihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.2 Komposisi Etnis Kota Batam tahun 2000
Dominasi penduduk pendatang ini dapat menyebabkan hilangnya nilai
budaya etnis Kota Batam yakni etnis melayu. Perselisihan antar suku juga
berpotensi terjadi dengan adanya keragaman etnis yang terdapat di Kota
Batam.
2.
Masalah Angka Kelahiran
Grafik 1.1 Rasio Anggota Keluarga Usia 0-4
Tahun (Balita) Dengan Wanita Usia Subur Tahun
2012
Sumber : BKKBN Kepulauan Riau
5|Page
Grafik di atas menunjukkan rasio antara jumlah anak usia 0-4 tahun dengan jumlah Wanita Usia Subur (1549 tahun), dimana pengukuran ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam melihat perkembangan angka
kelahiran di suatu tempat. Semakin kecil rasionya maka diasumsikan semakin kecil angka kelahirannya.
Grafik di atas memperlihatkan rasio Balita terhadap WUS hasil pendataan keluarga pada tahun 2012 di
Kepulauan Riau. Dari 1000 WUS, jumlah balita yang ada sebanyak 354. Pada tingkat Kabupaten Kota,
angka rasionya tertinggi di Kota Batam 459 per 1.000 WUS. Ini menunjukkan bahwa tingkat fertilitas di Kota
Batam sangat tinggi dibandingkan dengan kota lainnya di Kepulauan Riau. Berdasarkan grafik diatas dapat
dijabarkan beberapa masalah (terkait dengan SDM) sebagai berikut:
1) Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal penyediaan aspek
fisik misalnya fasilitas kesehatan ketimbang aspek intelektual.
2) Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi akibatnya bagi suatu
negara berkembang akan menunjukan korelasi negative dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.
3.
Masalah Komposisi Jumlah Penduduk dan Tenaga Kerja
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin Tahun 2012
Sumber : BPS Kepulauan Riau
Berdasarkan hasil sensus tahun 2010, tampak
penumpukkan tertinggi terjadi pada usia 25 – 29 sebanyak
94142 berjenis kelamin laki-laki dan 96750 perempuan
kemudian penumpukan usia tertinggi kedua terdapat pada
usia 0 – 4 tahun yakni sebanyak 87875 berjenis kelamin lakilaki dan 82391 berjenis kelamin perempuan. Penumpukkan
penduduk dengan usia 0 – 4 tahun dapat menimbulkan
masalah yakni :
–
Aspek ekonomi.
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat pula berakibat pada
pemenuhan makanan yang dibutuhkan baik jumlah makanan
(kuantitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya
rawan atau kurang gizi (malnutrition). Pada gilirannya nanti
bila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0 – 4 tahun), akan mengganggu perkembangan otak
bahkan dapat terbelakang mental ( mental retardation ). Ini berarti mengurangi mutu SDM masa yang akan
datang.
–
Aspek pendidikan.
Usia 0 – 4 tahun membutuhkan pendidikan yang ekslusif untuk menunjang masa depan. Melihat kondisi
6|Page
seperti ini, Batam memerlukan instansi pendidikan dalam jumlah yang banyak untuk dapat menampung
penduduk berusia sekolah sehingga pendidikan anak usia dini dapat terjamin.
Tabel 1.4 Pendataan KK di Kepulauan Riau Tahun 2012
Sumber : BKKBN Kepulauan Riau
Grafik 1.2 Presentase
KK Menurut
Karakteristiknya di
Kota Batam, 2012
Sumber : BKKBN
Kepulauan Riau
7|Page
Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang telah berusia 10 Tahun ke atas. Terdiri dari yang sudah
bekerja maupun yang belum bekerja ( BPS 1994, 30). Penduduk yang tergolong amgkatan kerja dikenal
dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK menurut umur mengikuti pola huruf “U” terbalik.
Angkatan rendah pada usia-usia muda karena sekolah, kemudian naik sejalan kenaikan umur sampai
mencapai 25 -29 tahun, kemudian turun secara perlahan pada umur-umur berikutnya (antara lain karena
pensiun).
Dapat dilihat di Tabel 1.4 bahwa Batam memiliki KK terbanyak dari daerah yang lain di Kepulauan Riau
yakni sebanyak 227.259. Angka kesempatan kerja yang merupakan perbandingan antara penduduk yang
bekerja dengan angkatan kerja pada tahun 2012 cukup tinggi yaitu sekitar 92,80%. Ini berarti angka
penganguran kurang lebih hanya 7,20 % berdasarkan grafik 1.2. Kemungkinan meningkatnya jumlah
pengangguran di Kota Batam dapat terjadi sewaktu – waktu. Disebabkan oleh Pemutusan Hubungan Kerja
oleh Pihak Perusahaan asing yang pernah terjadi di tahun 2011, beberapa perusahaan memutuskan
hubungan kerja sebanyak 3.615 Karyawan.
Rendahnya kualitas pendidikan di Kota Batam juga dapat terlihat jelas pada grafik 1.2 dimana
kebanyakan penduduk Kota Batam hanya memiliki ijazah tamat SLTA, padahal Batam merupakan Kota
industry yang haus akan SDM yang memiliki pendidikan tinggi untuk menunjang suksesnya kerja sama
antar perusahaan asing.
Masalah yang timbul akibat keadaaan ini adalah :
–
Lapangan Kerja
Penumpukan jumlah penduduk usia muda atau produktif memerlukan persiapan lapangan kerja masa
mendatang yang lebih luas. Hal ini merupakan bom waktu pencari kerja atau penyedia kerja. Apabila tidak
dipersiapkan SDMnya dan lapangan kerja akan berdampak lebih buruk pada semua aspek kehidupan.
–
Aspek Jenis Kelamin
Penduduk berusia produktif berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki sehingga
fertilisasi diprediksikan akan lebih meningkat.
–
Aspek Pendidikan
Rendahnya pendidikan di Kota Batam terlihat dengan banyaknya penduduk yang hanya memiliki ijazah
SLTA akan berdampak kepada jumlah pengangguran akibat tidak sesuainya kemampuan yang dimiliki
dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.
4.
Masalah Kemacetan
Tidak dipungkiri lagi macet merupakan pemandangan yang lumrah di beberapa arus jalan di Kota Batam
terutama di jam – jam pergi dan pulang kerja ataupun sekolah yakni pada pagi hari dan sore hari menjelang
malam. Seperti di Jalan Bunga raya dan Batam center. Kemacetan ini disebabkan oleh melunjaknya
kendaraan yang digunakan oleh masyarakat Batam sementara ruas jalan tidak cukup untuk menampung
banyaknya volume kendaraan yang ada. Kemacetan juga terjadi akibat tidak sesuainya pengaturan lampu
rambu lalu lintas di titik kemacetan tersebut.
8|Page
5.
Krisis Air
Jika pertambahan penduduk semakin meningkat dari tahun ke tahun, kemungkinan persediaan air di
Kota Batam tidak cukup dan mengakibatkan terjadinya krisis air yang secara terus menerus di Kota Batam.
Kondisi ini disebabkan oleh kapasitas waduk – waduk yang terdapat di Kota Batam tidak memadai. Waduk
yang ada di Kota Batam hanya sanggup memasok air bersih sekitar satu juta warga.
6.
Penumpukan Sampah
Meningkatnya penduduk disuatu wilayah otomatis akan menambah jumlah sampah yang dihasilkan dari
barang, makanan ataupun minuman yang telah digunakan atau dikonsumsi. Sampah yang menumpuk
dapat terlihat jelas di daerah Batu Aji, Tanjung Pantun dan Bengkong. Suasana daerah yang kotor serta
banyak sungai-sungai yang beralih fungsi menjadi “tong sampah” masyarakat setempat. Sampah yang
dihasilkan oleh Industri juga tak dipungkiri membanjiri Kota Batam mulai dari limbah kertas HVS hingga
limbah-limbah hasil produksi Industri lainnya
2.3 Pembahasan Solusi
Untuk Masalah Migrasi:
Mau ngadu nasib tapi ga ada skill, yang penting usaha
–
Mengadakan pengecekan tujuan berkunjung ke Kota
Batam dimana pengunjung kota Batam diintrogasi
terlebih dahulu tujuan datang ke kota Batam, jika ingin
liburan dan dalam jangka waktu yang lama diwajibkan
untuk membuat surat ijin sejenis visa di kantor imigrasi
serta harus membawa jumlah minimal uang yang
ditetapkan.
–
Mengadakan penertiban bagi penduduk yang tidak
memiliki KTP Kota Batam.
Untuk Masalah Angka Kelahiran :
Sudah, dua anak saja cukup
–
Wanita yang bertempat tinggal di Kota Batam dan telah
berkeluarga serta telah memiliki anak berjumlah dua
diwajibkan untuk mengikuti program KB
9|Page
–
Peningkatan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan perempuan dan keluarga untuk
mengentaskan kemiskinan, pengangguran. Penguatan keluarga sebagai basis pendidikan dan
pembentukan anggota keluarga.
–
Menyerasikan dan mensosialisasikan kebijakan pengendalian penduduk
– Menerapkan pendidikan kependudukan sebagai mata pelajaran ataupun mata kuliah yang wajib ada di
setiap institusi pendidikan setidaknya sebagai muatan lokal.
–
Meningkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan KB
Untuk Masalah Komposisi Jumlah Penduduk dan Tenaga Kerja:
Efek jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan lebih
banyak
–
Pemerintah Kota Batam dianggap perlu menambah
lapangan pekerjaan di Kota Batam, baik dari pemerintah
sendiri ataupun menjalin kerja sama dengan
perusahaan asing.
–
Mengadakan pelatihan dan peningkatan mutu SDM
di Kota Batam untuk memenuhi spesifikasi lapangan
kerja yang ada.
–
Menambah instansi pendidikan di Kota Batam baik PAUD, SD, SMP maupun SMA.
Untuk Masalah Kemacetan:
Macet dimana-mana broo
– Membatasi penjualan mobil pribadi dan lebih
memberdayakan transportasi umum agar tingkat
kemacetan dapat diminimalisir.
–
Menciptakan rute-rute transportasi umum yang dapat
menjangkau setiap daerah di Kota Batam
–
Pemerintah diharapkan dapat menjamin keamanan transportasi umum.
10 | P a g e
Untuk Masalah Krisis Air:
Indonesia tanah AIR beta, tapi kok krisis air siih
–
Menciptakan waduk baru untuk memenuhi
kebutuhan air warga Kota Batam.
–
Memberikan perawatan yang lebih maksimal
terhadap waduk-waduk di Kota Batam sehingga dapat
beroperasi maksimal dalam memasok air untuk warga
Kota Batam.
– Menciptakan inovasi baru dalam pengolahan air kotor
menjadi air bersih yang layak untuk digunakan.
Untuk Masalah Penumpukkan Sampah:
Duuh, masih zaman buang sampah disungai
– Teknologi baru diperlukan dalam menangani masalah sampah
yang ada di batam. Sistem open dumping sudah selayaknya
ditinggalkan dan ditukar dengan sanitary landfill, selain menjamin
kebersihan lingkungan, juga dapat menghasilkan energy baru
untuk listrik
–
Perlunya penghimbauan bagi masyarakat setempat terutama di daerah bengkong dan batu aji oleh
pemerintah agar membuang sampah pada tempatnya serta menerapkan sanksi jika melanggar ketentuan
dari pemerintah tersebut.
–
Menggalakan program daur ulang seperti pembuatan eco enzyme dan lain-lain.
–
Menerapkan program Go Green dalam penggunaan kertas HVS.
–
Membuka lapangan kerja dalam bidang pengolahan kembali sampah menjadi barang yang memiliki nilai
jual.
11 | P a g e
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN & SARAN
Salah satu Kota penyumbang tingkat kependudukan tinggi di Indonesia adalah Kota Batam. Penyebab
utama meningkatnya jumlah penduduk di kota batam meliputi dua aspek yakni banyaknya jumlah imigrasi
dan jumlah kelahiran bayi. Namun bila dibandingkan, jumlah imigrasi merupakan faktor utama yang
menyebabkan kepadatan penduduk daripada jumlah kelahiran bayi setiap tahunnya. Kota Batam sebagai
kota Industri mempunyai peranan terhadap kemajuan perekonomian di Indonesia. Inilah yang menjadi daya
tarik Kota Batam bagi orang yang hendak bermigrasi ke Kota Industri ini dengan iming-iming mendapatkan
pekerjaan yang layak serta dapat memperbaiki kualitas hidup seseorang.
Pertumbuhan penduduk selain dipengaruhi oleh imigrasi juga dipengaruhi oleh angka kelahiran. Tampak
pada grafik 1.1 dimana tingkat kependudukan untuk usia 0 – 4 tahun tertinggi terdapat di Kota Batam.
Pertumbuhan penduduk tentunya tidak berdampak baik bagi pembangunan Kota Batam mengingat
masyarakat adalah objek dan subjek dalam pembangunan. Sejahteranya masyarakat yang berdomisili di
Kota Batam merupakan indikator utama kesuksesan pembangunan Kota Batam.
Pemerintah Kota Batam haruslah menerapkan kebijakan terhadap para imigran yang hendak berdomisili
di Kota Batam seumur hidup. Mulai dari pengecekan saat memasuki Kota Batam baik melalui bandara
maupun pelabuhan. Layaknya saat ingin berkunjung ke luar negeri, sehingga tingkat imigran dapat
diminimalisir.
Untuk menekan angka kelahiran, pengalakan program KB serta lebih memberdayakan perempuan
sehingga tingkat fertilitas dapat diminimalisir. Perempuan dengan tingkat kesibukan tinggi serta memiliki
pendidikan yang mapan akan lebih mempertimbangkan jumlah anak yang dimiliki. Sehingga tingkat
kesejahteraan di Kota Batam dapat meningkat.
12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Lipi. 2010. Jurnal Kependudukan Indonesia Vol 5, No.1. Yayasan Obor Ind.
M. Heer, David. 1985. Masalah Kependudukan di Negara Berkembang. Bina Aksara, Jakarta.
Rusli, Said. 1989. Pengantar Ilmu Kependudukan. Lembaga Penelitian Pendidikan dan
Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta.
Internet :
Anjasfianto, Zabur. Pengangguran di Batam Didominasi Tamatan SLTA. 2011.
http://batam.tribunnews.com/2011/03/18/pengangguran-di-batam-didominasi-tamatan-slta. Diakses tanggal
17 Juni 2012
Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau. 2010.
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site?id=21&wilayah=Kepulauan-Riau. Diakses tanggal 12 Juni 2013.
Gunawan, Chandra. Setiap Bulan Penduduk Batam Bertambah 3.000 Jiwa. 2012. http://www.bisniskepri.com/index.php/2012/04/setiap-bulan-penduduk-batam-bertambah-3-000-jiwa/. Diakses tanggal 17
Juni 2013
Naim, YJ. Pertumbuhan Penduduk Batam Tertinggi Ketiga Di Indonesia. 2011.
http://kepri.antaranews.com/berita/16369/pertumbuhan-penduduk-batam-tertinggi-ketiga-di-indonesia.
Diakses tanggal 12 Juni 2013
Panama, Nikolas. Pertumbuhan Penduduk Kepri Tertinggi Se-Sumatra. 2010.
http://kepri.antaranews.com/berita/13886/pertumbuhan-penduduk-kepri-tertinggi-se-sumatra. Diakses
tanggal 12 Juni 2013
Profil Kabupaten / Kota Batam Kepulauan Riau.
http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/kep_riau/batam.pdf. Diakses tanggal 12 Juni 2013.
Radar Kepri. Pertumbuhan Penduduk Batam Mencapai 14 Persen Setiap Tahun.
http://www.radarkepri.com/perumbuhan-penduduk-batam-mencapai-14-persen-setiap-tahun/. Diakses
tanggal 12 Juni 2013.
http://lestariima.blogspot.com/2013/06/analisis-masalah-kependudukan-di-kota_20.html
13 | P a g e
…