Laporan tp telur asin
SISILIA XIA2/33
Laporan TP
Percobaan Telur Asin dengan Pengaruh Konsentrasi Garam yang Berbeda
1. Alat dan bahan yang digunakan:
– 6 butir telur bebek mentah
– 500 g, 300 g, dan 100 g garam kasar
– Air
– pemberat plastik berisi air
– wadah/toples
2. Langkah-langkah:
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Takarlah garam dan air dengan konsentrasi 1:1, 3:1, dan 5:1
c. Rebuslah air sampai mendidih dan aduklah garam sampai larut (kecuali pada konsentrasi 5:1
yang sudah mencapai kondisi jenuh garam sehingga akan ditemukan garam yang tidak dapat
larut)
d. Masukkan larutan garam dan telur bebek ke dalam wadah masing-masing (syaratnya telur
harus berjenis dan berjumlah sama)
e. Berikan pemberat plastik yang berisi air supaya seluruh permukaan telur terendam
f. Telur direndam selama 2 minggu di suhu ruangan
g. Setelah 2 minggu, telur dibersihkan dan direbus selama 15 menit
3a. Dalam pembuatan telur asin, terjadi proses osmosis atau perpindahan zat pelarut dari konsentrasi
rendah (hipotonik) ke konsentrasi tinggi (hipertonik) dimana air di dalam telur keluar melalui pori-pori
membran cangkang telur. Oleh karena itu, telur harus digosok terlebih dahulu supaya pori-porinya
semakin terbuka. Hal ini terjadi bersamaan dengan masuknya garam ke dalam telur dengan cara difusi
atau perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi (hipertonik) ke konsentrasi rendah (hipotonik)
sehingga telur menjadi asin.
b. Hasil percobaan:
– Telur dengan kadar garam dan air 5:1 memiliki rasa putih dan kuning telur yang sangat asin.
Lalu, warna kuning telurnya orange kemerahan, berbau menyengat seperti telur busuk, dan
tekstur kuning telurnya sedikit keras, masir, dan berminyak.
– Telur dengan kadar garam dan air 3:1 memiliki rasa putih telur dan kuning telur yang asinnya
sedang. Kemudian, warna kuning telurnya orange di tepi dan kuning di tengah, tidak bau, dan
teksturnya masir dan berminyak.
– Telur dengan kadar 1:1 ada yang berhasil dan tidak berhasil. Satu telur memiliki rasa putih
telur dan kuning telur yang pas. Sedangkan, warna kuning telurnya orange, tidak berbau, dan
teksturnya masir dan berminyak. Satu yang lain tidak berhasil dimana kuning telurnya
berwarna kuning cerah, tidak berminyak, sedikit masir, dan tidak berbau.
Alasan kegagalan dapat disebakan karena berbagai faktor, seperti derajat keasamaan, suhu
penyimpanan, ataupun kelembapan ruang penyimpanan. Satu telur yang memiliki kadar sama, namun
bisa berhasil karena ditemukan sedikit retakan pada cangkang telur sehingga terjadilah proses osmosis
dan difusi yang lebih mendukung.
4. Jadi, semakin besar perbandingan air dan garam, rasa yang dihasilkan akan semakin asin.
Selain itu, warna kuning telur juga terlihat kuning kemerahan/sempurna. Tekstur yang
dihasilkan juga lebih berminyak, masir, dan kuning telurnya akan menjadi lebih keras. Dari
ketiga percobaan di atas, telur asin dengan konsentrasi 3:1 yang paling disukai oleh konsumen.
…