Rangkuman materi dan latihan soal proposal risensi dan drama
RANGKUMAN MATERI BAHASA INDONESIA
BAB V MEMPERSIAPKAN PROPOSAL
I. Pengertian Proposal
Proposal adalah renacana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang
akan dilaksanakan. Rencana tersebut harus dituliskan agar pihak yang berkepentingan
dapat memahami dengan baik, memberikan izin, dan menyumbangkan dana supaya
kegiatan tersebut bias terlaksana dengan baik.
II. Jenis-Jenis Proposal
Jika dilihat dari isi dan tujuannya, jenis-jenis proposal secara umum dibedakan
menjadi empat, yakni proposal kegiatan, proposal bisnis/usaha, proposal penelitian
serta proposal proyek.
1. Proposal penelitian
Proposal penelitian yaitu proposal yang umumnya digunakan pada bidang
akademisi. Misalnya, proposal penelitian untuk skripsi, tesis, riset pengembangan
dan lainnya. Proposal ini diajukan sebagai kegiatan penelitian.
2. Proposal kegiatan
Proposal kegiatan yaitu proposal untuk melakukan suatu kegiatan. Proposal ini
biasanya berisi rencana kegiatan baik individu maupun kelompok. Contohnya,
pentas seni dan pameran.
3. Proposal bisnis
Proposal bisnis yaitu proposal yang berhubungan dengan bisnis, baik perorangan
maupun kelompok. Misalnya, proposal mendirikan suatu usaha, proposal kerja
sama antarperusahaan, dan lainnya.
4. Proposal proyek
Proposal proyek yaitu proposal yang digunakan pada dunia bisnis, di mana isi
proposal ini adalah rangkaian rencana kegiatan pembangunan.
Contohnya, proposal proyek pembangunan jalan, pendirian bangunan, dan izin
pertambangan.
III. Contoh Proposal Penelitian
1
Judul proposal: Kadar Keilmuan Tulisan Siswa SMAN 3 Tasikmalaya pada Mading Sekolah
B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Bahasa yang digunakan
dalam tulisan ilmiah memiliki karakteristik dan ragam ilmiah.
Oleh karena itu, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa tersendiri, yaitu ragam tulis ilmiah. Bahasa
tulis ilmiah merupakan suatu laras (register) dari ragam bahasa resmi baku yang harus disusun secara jelas,
teratur, dan tepat makna. Ragam bahasa ilmiah yang digunakan dalam tulisan ilmiah dalam hal ini mading
ilmiah harus memiliki ketentuan tertentu agar mampu mengomunikasikan pikiran, gagasan, dan
pengertian secara lengkap, ringkas, dan tepat makna.
Salah satu ciri ragam bahasa tulis ilmiah adalah lebih mengutamakan penggunaan kalimat pasif daripada
aktif. Pengutamaan bentuk kalimat pasif dalam tulisan ilmiah karena tulisan ilmiah lebih cenderung
bersifat impersonal, pengungkapan suatu peristiwa lebih ditonjolkan daripada pelakunya. Oleh karena itu,
bentuk penulisan konstruksi kalimat pasif dalam tulisan ilmiah sering dilakukan penulisnya.
Secara umum, suatu tulisan ilmiah dapat diartikan sebagai suatu hasil karya yang dipandang memiliki
kadar keilmiahan tertentu serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah pula. Karya
ilmiah dapat dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk tulisan ilmiah. Dengan demikian, tulisan
ilmiah adalah semua bentuk tulisan yang memiliki kadar ilmiah tertentu sesuai dengan bidang
keilmuannya.
Berbeda dengan karya sastra atau karya seni, karya ilmiah mempunyai bentuk serta sifat yang
formal karena isinya harus mengikuti persyaratan-persyaratan tertentu sesuai dengan kaidah- kaidah
ilmiah. Tujuan penulisan karya ilmiah adalah menyampaikan seperangkat informasi, data, keterangan, dan
pikiran secara tegas, ringkas, dan jelas. Kendatipun demikian, melalui kreativitas dan daya nalar
penulisnya, karya ilmiah dapat disusun sedemikian rupa agar menarik perhatian pembaca tanpa
melupakan nilai-nilai ilmiahnya.
Suatu tulisan ilmiah pada hakikatnya merupakan hasil proses berpikir ilmiah. Pola berpikir ilmiah
yang digunakan dalam mengungkapkan suatu tulisan ilmiah adalah pola berpikir reflektif, yaitu suatu
proses berpikir yang dilakukan dengan mengadakan refleksi secara logis dan sistematis di antara
kebenaran ilmiah dan kenyataan empirik dalam mencari jawaban terhadap suatu masalah. Cara berpikir
induktif dan deduktif secara bersama-sama mendasari proses berpikir reflektif.
Pola berpikir ilmiah sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang dapat dijamin kebenarannya secara
ilmiah. Ada tiga aspek yang diperlukan dalam menjuruskan ke dalam berpikir ilmiah tersebut. Pertama,
perlu penjelasan ilmiah – dalam menghasilkan karya tulis ilmiah diperlukan adanya kemampuan untuk
menjelaskan pikiran sedemikian rupa sehingga dapat dipahami secara objektif. Penjelasan ilmiah dilakukan
dengan menggunakan bahasa teknis ilmiah baik secara verbal maupun nonverbal.
Kedua, pengertian operasional – dalam kegiatan ilmiah setiap pengertian yang terkandung di
dalamnya hendaknya bersifat operasional agar terjadi kesamaan persepsi, visi, dan penafsiran. Untuk
itu, perlu dibuat rumusan yang jelas dan objektif. Jika diperlukan, beberapa pengertian dapat
dibuatkan rumusan pengertiannya secara eksplisit. Membuat pengertian operasional dapat dilakukan
dengan membuat definisi atau sinonim dari hal-hal yang akan dijelaskan. Di samping itu, pengertian
operasional dapat disusun dengan membuat deskripsi secara jelas baik segi kausal, dinamis, maupun ciriciri yang dapat diidentifikasi.
Ketiga, berpikir kuantitatif artinya untuk lebih menjamin objektivitas penyampaian pikiran atau
keterangan. Hal ini berarti perlunya data kuantitatif sebagai pendukung terhadap segala pikiran
yang akan dikemukakan. Tulisan ilmiah dikemukakan berdasarkan pemikiran, simpulan, serta
pendapat/pendirian penulis yang dirumuskan setelah mengumpulkan dan mengolah berbagai informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, baik teroretik maupun empirik. Tulisan ilmiah senantiasa
bertolak dari kebenaran ilmiah dalam bidang ilmu pengetahun, teknologi, dan seni yang berkaitan
dengan permasalahan yang disajikan. Titik tolak ini merupakan sumber kerangka berpikir (paradigma)
dalam mengumpulkan informasi-informasi secara empirik.
2
Sehubungan dengan hal itu, untuk mengetahui kadar keilmuan tulisan siswa maka perlu dilakukan kajian
terhadap karya ilmiah yang dibuat siswa SMA Negeri 3 Tasikmlaya. Untuk itu, kajian atau penelitian
dengan judul “Kadar Keilmuan Tulisan Siswa SMAN 3 Tasikmalaya pada Majalah Dinding (Mading)
Sekolah” penting untuk dilakukan. Rencana kegiatan ini dituangkan dalam proposal penelitian ini.
2. Perumusan Masalah
Penelitian terhadap tulisan ilmiah para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang dipublikasikan pada
majalah dinding (mading) sekolah dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan
komprehensif tentang kadar keilmiahan tulisan yang berkaitan dengan aspek kebahasaan dalam
pengungkapan konsep-konsep keilmuan dan fakta ilmiah. Penilaian yang dilakukan terhadap tulisan ilmiah
dalam mading itu meliputi penilaian unsur kebahasaan dan unsur nonkebahasaan. Unsur kebahasaan terdiri
atas penggunaan kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, dan aspek mekanik yang terdapat dalam
tulisan, sedangkan unsur nonkebahasaan terdiri atas unsur isi dan organisasi tulisan.
Penilaian
terhadap
unsur
kebahasaan
dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan
penggunaan
unsur
teknis ilmiah kebahasaan yang terdapat dalam tulisan/mading yang
dipublikasikan. Adapun penilaian terhadap unsur nonkebahasaan dimaksudkan untuk mengetahui
kelengkapan informasi ilmiah dan pengembangan alur berpikir yang disampaikan oleh penulis.
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dijadikan fokus penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut.
a. Bagaimanakah kadar keilmiahan isi tulisan para siswa SMAN 3
Tasikmalaya dalam mading sekolahnya?
b. Bagaimanakah kadar keilmiahan tulisan para siswa SMAN 3
Tasikmalaya dalam mading sekolahnya?
c. Bagaimanakah kadar keilmiahan kosakata dan istilah yang digunakan dalam tulisan para siswa SMAN
3 Tasikmalaya dalam Mading sekolahnya?
d. Bagaimanakah kadar keilmiahan pengembangan bahasa yang
digunakan dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading sekolahnya?
e. Bagaimanakah kadar keilmiahan aspek mekanik yang digunakan dalam tulisan para siswa SMAN 3
Tasikmalaya yang disajikan dalam mading sekolahnya?
3. Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui kadar keilmiahan isi tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading
sekolahnya.
b. Untuk mengetahui kadar keilmiahan organisasi tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya
dalam mading sekolahnya.
c. Untuk mengetahui kadar keilmiahan kosakata dan istilah tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya
dalam mading sekolahnya.
d. Untuk mengetahui kadar keilmiahan pengembangan bahasa yang digunakan para siswa SMAN 3
Tasikmalaya dalam mading sekolahnya.
e. Untuk mengetahui kadar keilmiahan aspek mekanik yang digunakan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya
dalam mading sekolahnya.
4. Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam
menambah pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan tulisan yang berkadar ilmiah. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat secara praktis bagi guru dalam menulis mading yang
berkadar ilmiah dilihat dari aspek keilmiahan isi tulisan, organisasi, kosakata dan istilah, pengembangan
bahasa, dan mekanik yang terdapat dalam tulisan mading. Hasil pendeskripsian tulisan berkadar ilmiah
ini nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman atau panduan bagi guru dalam memberikan pembelajaran
menulis yang berkadar ilmiah.
3
5. Definisi Operasional
Tulisan berkadar lmiah adalah karangan tertulis yang menyajikan fakta umum dengan
menggunakan metode ilmiah dan menggunakan aspek bahasa tulis ilmiah yang disajikan secara singkat,
ringkas, jelas, dan sistematis. Tulisan berkadar ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tulisan
para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang dipublikasikan pada mading sekolahnya selama tiga tahun terakhir.
C. Tinjauan Pustaka
Salah satu ranah kegiatan penting yang dilakukan guru di universitas adalah kegiatan ilmiah, yakni
kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks), baik yang dilakukan melalui
aktivitas penelitian maupun publikasi ilmiah. Upaya pengembangan ipteks bukan merupakan kegiatan
individual atau kelompok melainkan merupakan kegiatan universal yang melibatkan semua ilmuwan di
seluruh dunia. Oleh karena itu, para ilmuwan – terutama yang terlibat dalam disiplin ilmu sejenis
(inhouse style) perlu saling bekerja sama dan berkolaborasi untuk mengomunikasikan dan
memublikasikan kegiatan ilmiah mereka.
Agar kerja sama dan kolaborasi tersebut efektif dan efisien, alat komunikasi yang digunakan perlu
disesuaikan dengan hakikat ilmu pengetahuan serta dengan cara kerja para ilmuwan. Alat komunikasi itu
adalah ragam bahasa khusus, yang oleh bahasawan mazhab Praha disebut ragam bahasa ilmiah (Davis, 1973:
229). Ciri utama ragam bahasa ilmiah adalah serba nalar/logis, lugas/padat, jelas/eksplisit,
impersonal/objektif, dan berupa ragam baku (standar). Johannes (1978: 2-3) mengemukakan ihwal gaya
bahasa keilmuan pada dasarnya sama pengertiannya dengan ragam bahasa fungsional baku. Yang dimaksud
dengan ragam fungsional baku adalah ragam tulis yang ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut: (1)
bahasanya adalah bahasa resmi, bukan bahasa pergaulan; (2) sifatnya formal dan objektif; (3) nadanya
tidak emosional; (4) keindahan bahasanya tetap diperhatikan; (5) kemubaziran dihindari; (6) isinya
lengkap, bayan, ringkas, meyakinkan, dan tepat.
Moeliono (1993: 3) menyatakan ciri-ciri bahasa keilmuan yang menonjol adalah kecendekiaannya.
Pencendekiaan bahasa itu dapat diartikan proses penyesuaiannya menjadi bahasa yang mampu membuat
pernyataan yang tepat, saksama, dan abstrak. Bentuk kalimatnya mencerminkan ketelitian penalaran
yang objektif. Ada hubungan logis antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Hubungan
antarkalimat yang logis meliputi relasi sebab akibat, lantaran dan tujuan, hubungan kesejajaran,
kemungkinan kementakan (probabilitas), dan gelorat (necessity) yang diekspresikan lewat bangun kalimat
yang khusus.
Di samping menguasai unsur-unsur kebahasaan, penulis juga perlu menguasai unsur-unsur nonkebahasaan.
Hal ini dimaksudkan agar tujuan seseorang menulis bukan hanya menghasilkan bahasa melainkan ada
sesuatu yang akan diungkapkan dan dinyatakan melalui sarana bahasa tulis. Adapun unsur nonkebahasaan
dalam tulisan berkadar ilmiah terdiri atas isi dan organisasi.
Pertama, isi tulisan. Penulis harus memperhatikan kualitas dan ruang lingkup isi yang hendak
disampaikan. Isi tulisan yang dituangkan hendaknya padat informasi, substantif, pengembangan gagasan
tuntas, dan relevan dengan permasalahan yang hendak disampaikan. Dalam menyampaikan isi tulisan,
penulis sebaiknya menghindari pemberian informasi yang sangat terbatas, substansi yang disampaikan
kurang atau bahkan tidak ada substansi, pengembangan gagasan kurang relevan atau tidak tampak.
Kedua, organisasi dalam tulisan berkadar ilmiah berkaitan dengan ekspresi atau gagasan yang akan
diungkapkan oleh penulis. Agar gagasan atau ekspresi yang dimaksud penulis tersampaikan, gagasan itu
perlu diungkapkan dengan jelas, lancar, padat, tertata dengan baik, urutannya logis dan kohesif. Untuk
menghasilkan tulisan berkadar ilmiah yang baik dan sempurna, penulis harus menghindari penyampaian
gagasan yang kacau, terpotong-potong, pengembangan yang tidak terorganisasi, dan tidak logis.
D. Metode Penelitian
4
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Tujuannya untuk mendeskripsikan kadar keilmiahan isi
tulisan, organisasi, kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, dan aspek mekanik tulisan para siswa SMAN
3 Tasikmalaya yang dipublikasikan pada mading sekolah.
Data tulisan siswa berkadar ilmiah dalam mading diambil dalam kurun waktu selama tiga tahun
terakhir (2013–2016). Dalam kurun waktu itu terdapat 48 artikel yang dipublikasikan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pembacaan berulang- ulang dan teknik format isian. Teknik
pembacaan berulang-ulang bertujuan untuk mendata tulisan yang berkadar ilmiah. Teknik format isian
dimaksudkan untuk mengumpulkan data berupa tulisan berkadar ilmiah yang menjadi sasaran penelitian ini.
Analisis data dilakukan terhadap kadar tulisan ilmiah yang meliputi isi tulisan, organisasi, kosakata dan
istilah, pengembangan bahasa, dan aspek mekanik. Analisis kadar keilmiahan tulisan didasarkan pada ciriciri dan sifat-sifat tulisan yang berkadar ilmiah tersebut. Untuk mengetahui kadar keilmiahan tulisan
para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang dipublikasikan pada mading digunakan model penilaian tulisan
dengan menggunakan skala interval untuk tiap tingkatan tertentu pada tiap aspek yang diteliti/dinilai.
Dari hasil analisis ini diharapkan akan diperoleh keluaran atau hasil yang jelas dan
komprehensif tentang kadar keilmiahan isi tulisan, organisasi, kosakata dan istilah, pengembangan
bahasa, dan aspek mekanik dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang dipublikasikan pada
mading sekolah, yang selanjutnya dapat dijadikan pedoman dalam menulis dan memublikasikan
artikel/tulisan pada mading ilmiah.
E. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan sebagai berikut.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
G.
Nama Kegiatan
Persiapan: penyusunan proposal,
penyusunan instrumen, dan studi
dokumentasi
Seminar proposal/desain penelitian
Pelaksanaan penelitian
Analisis data
Penyusunan laporan
Seminar hasil penelitian, penyerahan
laporan
Bulan
Maret–April
Mei
Juni–Agustus
September–Oktober
November
Desember
Daftar Pustaka
Badudu, J.S. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta: Gramedia. Davis, P.W. 1973.
Introducing Applied Linguistics. Harmondsworth:
Penguin Education.
Harjasujana, A.S. 1993. “Sistem Pengajaran Bahasa Indonesia Ragam Ipteks di Perguruan Tinggi”,
Makalah Seminar Peningkatan Mutu Pengajaran Bahasa Indonesia Ragam Ipteks di
Perguruan Tinggi. Bandung: ITB.
IV. Contoh Proposal Kegiatan
5
Peringatan Ulang Tahun Sekolah
SMA Negeri 3 Tahuna
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dua puluh tahun usia SMA Negeri 3 Tahuna dalam pengabdiannya di bidang pendidikan.
Bukan rentang usia yang pendek bagi suatu lembaga pendidikan untuk menghadirkan alumni
yang cerdas dan tangguh bagi masyarakat. Peringatan ulang tahun sekolah dengan kontribusi
nyata bagi warga masyarakat sekitar diharapkan mampu menumbuhkan semangat sosial dan
gotong royong bagi siswa.
B. Tujuan Kegiatan
1. Memupuk semangat kerja sama di dalam lingkungan SMA Negeri 3 Tahuna
2. Menjalin semangat kebersamaan dengan warga masyarakat di sekitar lingkungan SMA
Negeri 3 Tahuna
II. Isi Proposal
A. Tema
Kegiatan ulang tahun SMA Negeri 3 Tahunan ini mengangkat tema “Gotong Royong
Menjaga Kesehatan Bersama.”
B. Macam Kegiatan
1. Membersihkan lingkungan di dalam dan sekitar sekolah
2. Gerak jalan sehat
C. Peserta
Peserta adalah seluruh siswa SMA Negeri 3 Tahuna.
D. Peralatan yang Dibutuhkan
1. Peralatan kebersihan
2. Seragam olah raga
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Kegiatan membersihkan lingkungan sekolah
Tanggal: Sabtu, 17 Oktober 2020
Waktu: Pukul 08.00–10.00 WIB
Tempat: SMA Negeri 3 Tahuna
2. Kegiatan membersihkan lingkungan di sekitar sekolah
Tanggal: Sabtu, 24 Oktober 2020
Waktu: Pukul 08.00–10.00 WIB
Tempat: Lingkungan sekitar SMA Negeri 3 Tahuna
3. Gerak jalan sehat
Tanggal: Sabtu, 31 Oktober 2020
6
Waktu: Pukul 06.00–07.00 WIB
Rute: Sekitar SMA Negeri 3 Tahuna
III. Susunan Acara
1. Sabtu, 17 Oktober 2020, 08.00–10.00 WIB, membersihkan lingkungan SMA Negeri
3 Tahuna, Kodinator: Yuni
2. Sabtu, 24 Oktober 2020, 08.00–10.00 WIB: membersihkan fasilitas umum di
lingkungan sekitar SMA Negeri 3 Tahuna, Kordinator: Abdul
3. Sabtu, 31 Oktober 2020, 06.00–13.00 WIB: gerak jalan sehat 5k berawal dan
berakhir di SMA Negeri 3 Tahuna, Kordinator: Duta
IV. Susunan Kepanitiaan
Pelindung: Drs. Yudha M.pd (Kepala Sekolah)
Pengarah: Suryaningsih S.pd
Penanggung Jawab: Muhammad Rizal (Ketua OSIS)
Ketua Panitia: Syarifatul Laili
Sekretaris: Ria Anggraini
Bendahara: Joko Susanto
Seksi acara: Setya Wiguna
Seksi Dana Usaha: Khalifa Wardani
Seksi Humas: Totok Amsari
Seksi Keamanan: Ahmad Riyanto
Seksi Dokumentasi: Firman
Seksi Peralatan: Budi Doremi
V. Anggaran Dana
Anggaran kegiatan diperoleh dari:
1. Dana kas sekolah: Rp300.000,00
2. Dana partisipasi siswa: Rp1.000.000,00
3. Dana sponsor: Rp4.000.000,00
4. Dana partisipasi guru: Rp1.500.000,00
Total: Rp6.800.000,00
Biaya pengeluaran:
1. Peralatan kebersihan: Rp2.000.000,00
2. Konsumsi: Rp3.000.000,0
6. Spanduk: Rp300.000,0
7. Lain-lain: Rp250.000,0
Total: Rp5.550.000,0
VI. Penutup
Demikian proposal ini kami susun. Besar harapan atas dukungan dari sekolah agar kegiatan
yang bermanfaat ini terlaksana sebagaimana yang kita harapkan. Atas perhatian dan kerja
sama, kami ucapkan terima kasih.
7
V. Kaidah Kebahasaan Proposal
1. Menggunakan banyak istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegiatan itu sendiri ataupun
tentang istilah-istilah berkaitan dengan bidang keilmuannya.
Contoh : abstrak analisis data hipotesis
instrument,latarbelakang, metode (istilah penelitian )
Contoh : afektif, buku pelajaran kompetensi, media pembelajaran (istilah dalam
bidang Pendidikan)
2. Menggunakan banyak kata kerja tindakan (kata kerja material) yang menyatakan
langkah-langkah kegiatan (metode penelitian).
Contoh : berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan,
mengamati, melakukan.
3. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisan, yang ditandai oleh penggunaan kata
merupakan, adalah, yaitu, yakni.
4. Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian, seperti selain itu, petama, kedua,
ketiga.
5. Menggunakan kata-kata yang bersifat “keakanan”, seperti akan, diharapkan,
direncakan. Hal itu sesuai dengan sifat proposal itu sendiri sebagai suatu usulan, rencana,
atau rancangan program kegiatan.
6. Menggunakan kata-kata bermakna lugas (denotatif ). Hal ini penting guna menghindari
kesalahan pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak tertuju/penerima proposal.
7. Menggunakan pernyataan-pernyataan argumentatif
Pernyataan -pernyataannya bersifat argumentatif. Argumen-argumen itu akan
lebih meyakinkan apabila disertai alasan yang logis dan jelas. Suatu alasan sering
ditandai dengan konjungsi penyebaban seperti sebab, karena, oleh karena itu, oleh
sebab itu. .
8. Menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif
Dalam proposal terdapat kalimat persuasif agar penerima proposal dapat
menerima ajuan proposal tersebut. Contoh kalimat persuasive “Untuk itu, sebuah
upaya pembekalan terhadap para pengajar tentang pengembangan membaca dan
menulis sangat mendesak untuk dilakukan.”
LATHAN SOAL-SOAL TEKS PROPOSAL
1. Cermati kutipan proposal berikut!
Bahasa yang digunakan
dalam tulisan ilmiah memiliki karakteristik dan ragam
ilmiah. Oleh karena itu, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa tersendiri, yaitu ragam tulis
ilmiah. Bahasa tulis ilmiah merupakan suatu laras (register) dari ragam bahasa resmi baku yang harus
disusun secara jelas, teratur, dan tepat makna. Ragam bahasa ilmiah yang digunakan dalam tulisan ilmiah
dalam hal ini mading ilmiah harus memiliki ketentuan tertentu agar mampu mengomunikasikan pikiran,
gagasan, dan pengertian secara lengkap, ringkas, dan tepat makna.
Kutipan di atas merupakan proposal penelitian bagian ..
A. Latar belakang
8
B.
C.
D.
E.
Perumusan masalah
Tujuan penelitian
Kontribusi penelitian
Tinjauan pustaka
2. Cermati kutipan berikut!
1) Latar belakang masalah
2) Perumusan masalah
3) Tujuan penelitian
4) Manfaat penelitian
Kutipan di atas merupakan bagian proposal …
A. Pendahuluan
B. Pembahasan
C. Umum
D. Khusus
E. Penutup
3. Cermati kutipan proposal berikut!
Bagaimanakah kadar keilmiahan aspek mekanik yang digunakan dalam tulisan para siswa SMAN 3
Tasikmalaya yang disajikan dalam mading sekolahnya?
Kutipan di atas merupakan bagian proposal …
A. Tujuan Penelitian
B. Manfaat penelitian
C. Tinjauan Pustaka
D. Perumusan Masalah
E. Metode penelitian
4. Cermati judul-judul proposal berikut!
Analisis Nilai Karakter yang terkandung pada novel Laskar Pelangi
Judul-judul di atas termasuk judul untuk proposal …
A. Penelitian
B. Kegiatan
C. Bisnis
D. Proyek
E. Usaha
5. Cermati Identitas buku berikut!
Judul
: Cakrawala Bahasa Indonesia
Pengarang : J.S. Badudu
Tahun terbit : 1992
Kota terbit : Jakarta
Penerbit : Gramedia
Beradasarkan kutipan di atas penulisan daftar pustaka yang tepat adalah …
A. 1992. Badudu, J.S.Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.
B. J.S. Badudu, 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.
C. Cakrawala Bahasa Indonesia. Badudu, J.S. 1992. Jakarta : Gramedia.
D. Badudu, J.S. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.
E. Gramedia . Badudu, J.S. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta .
6. Cermati kutipan proposal berikut!
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam
menambah pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan tulisan yang berkadar ilmiah. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat secara praktis bagi guru dalam menulis mading yang
9
berkadar ilmiah dilihat dari aspek keilmiahan isi tulisan, organisasi, kosakata dan istilah, pengembangan
bahasa, dan mekanik yang terdapat dalam tulisan mading.
Kutipan proposal di atas merupakan bagian …
A. Latar belakang penelitian
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
E. Metode penelitian
7. Cermati kutipan proposal berikut!
Demikian proposal ini kami susun. Besar harapan atas dukungan dari sekolah agar kegiatan ini
dapat terlaksana dengan baik. Atas perhatian dan kerja sama dari semua pihak, kami ucapkan
terima kasih.
Kutipan di atas merupakan proprosal bagian …
A. Latar belakang
B. Jenis
C. Tujuan
D. Landasan
E. Penutup
8. Cermati kutipan berikut!
Ketiga, kosakata dan istilah yang digunakan hendaknya memperhatikan pemanfaatan potensi
…
Kata yang bermakna rincian adalah …
A. ketiga
B. kosa kata
C. dan
D. digunakan
E. hendaknya
9. Cermati kutipan proposal berikut!
Kebudayaan merupakan karakter dan jati diri bangsa . Bangsa Indonesia memiliki keragaman
seni budaya, terutama dalam bentuk tarian yang tersebar di seluruh nusantara, dari Sabang
sampai Merauke dengan keunikan dan identitasnya . Tari-tarian itu akan lebih menarik apabila
dipentaskan secara kolosal.
Inti dari latar belakang proposal di atas adalah …
A. Kebudayaan merupakan karakter djati diri bangsa
B. Bangsa Indonesia memiliki keragaman seni budaya
C. Bangsa Indonesia memiliki keragaman bentuk tarian
D. Bangsa Indonesia memiliki keragaman dari Sabang sampai Merauke
E. Tari-tarian lebih menarik dipentaskan secara kolosal
10. Cermati sistematika proposal kegiatan sekolah berikut!
(1) Anggaran kegiatan
(2) Latar belakang kegiatan
(3) Dasar pemikiran
(4) Nama kegiatan
(5) Tujuan kegiatan
(6) Penutup
(7) Pelaksanaan kegiatan
Urutan sistematika proposal kegiatan yang tepat adalah …
A. (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7)
B. (2), (3), (4), (5), (6), (7), (1)
10
C. (4), (5), (6), (7), (1), (2), (3)
D. (2), (3), (4), (5), (7), (1), (6)
E. (2), (3), (7), (6), (5), (4), (1)
BAB VI MERANCANG KARYA ILMIAH
I. Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah tulisan yang berisi tentang fenomena atau
peristiwa yang ditulis berdasarkan kenyataan. Misalnya tulisan tentang ilmu
pengetahuan, alam, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui studi pustaka,
penelitian, atau pengalaman di lapangan dan pengetahuan orang lain.
II. Bentuk karya ilmiah berdasarkan bentuk penyajiannya
Karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk penyajian. Secara umum,
bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu bentuk
populer, bentuk semiformal, dan bentuk formal.
1. Bentuk Populer
Bentuk ini disebut juga karya ilmiah popular.
Ciri-cirinya:
1) Berbentuk ringkas
2) Ragam Bahasa santai & populer
3) Dimuat di media massa seperti koran dan majalah
4) Topik yang dibahas akrab, menyenangkan dan disukai masyarakat
5) Gaya Bahasa menarik dan kalimat-kalimatnya sederhana dan mudah
dipahami.
2. Bentuk semiformal
Karya ilmiah bentuk ini terdiri atas:
1) halaman Judul,
2) kata pengantar,
3) daftar isi,
4) pendahuluan,
5) pembahasan,
6) simpulan, dan
7) daftar pustaka.
Bentuk semiformal digunakan untuk penulisan laporan dan makalah.
3. Bentuk formal
Unsur-unsur karya ilmiah bentuk formal meliputi hal-hal sebagai berikut.
1)
Judul
2)
Tim pembimbing
3)
Kata pengantar
4)
Abstrak
11
5)
Daftar isi
6)
Bab Pendahuluan
7)
Bab Telaah kepustakaan/kerangka teoretis
8)
Bab Metode penelitian
9)
Bab Pembahasan hasil penelitian
10) Bab Simpulan dan rekomendasi
11) Daftar pustaka
12) Lampiran-lampiran
13) Riwayat hidup
Bentuk ini digunakan untuk penyusunan skripsi, tesis dan disertasi.
III. Bagian -bagian karya ilmiah
1. Judul
Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang jelas dan lengkap.
Judul mencerminkan hubungan antarvariabel. Judul juga mencerminkan dan
konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian, dan
metode penelitian.
AKTIVITAS PERGAULAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif tentang Kecerdasan Emosi dan Intelektual)
Siswa SMA Labschool UPI Bandung
Dari judul di atas, dapat diketahui bahwa:
a. masalah yang diteliti
: aktivitas pergaulan dan prestasi belajar
siswa
b. ruang lingkup penelitian : kecerdasan emosi dan intelektual siswa
c. tujuan penelitian
: mengetahui ada tidaknya hubungan antara
aktivitas pergaulan dengan prestasi belajar siswa
d.
subjek
d
penelitian
: siswa SMA Labschool UPI
Bandung
e.
metode
e . penelitian
: deskriptif-komparatif
.
Cara penulisan judul
1) Menggunakan huruf kapital semua kecuali pada anak judulnya;
2) Menggunakan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertamanya.
Apabila cara yang kedua yang akan digunakan, maka kata-kata penggabung,
seperti dengan dan tentang serta kata-kata depan seperti di, dari, dan ke huruf
pertamanya tidak boleh menggunakan huruf kapital.
3)Di akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apa pun, termasuk titik
ataupun koma
2. Pendahuluan
bagian
pendahuluan
mencakup
latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau kegunaan
penelitian. Selain itu, dapat pula dilengkapi dengan definisi operasional dan
sistematika penulisan.
a. Latar Belakang Masalah
12
menjelaskan alasan timbulnya masalah dan pentingnya untuk
dibahas, baik itu dari segi pengembangan ilmu, kemasyarakatan, maupun
dalam kaitan dengan kehidupan pada umumnya.
b. Perumusan Masalah
Masalah adalah segala sesuatu yang dianggap perlu pemecahan oleh penulis, yang pada
umumnya ditanyakan dalam bentuk pertanyaan apa, mengapa, bagaimana.
Masalah itu pula yang nantinya menjadi fokus pembahasan di dalam karya ilmiah
tersebut.
c. Tujuan
Tujuan merupakan pernyataan mengenai fokus pembahasan di dalam penulisan
karya ilmiah tersebut; berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Tujuan harus
sesuai dengan masalah pada karya ilmiah itu.
d. Manfaat
Manfaat atau kegunaan dari penulisan karya ilmiah misalnya untuk pengembangan
suatu bidang ilmu ataupun untuk pihak atau lembaga-lembaga tertentu.
3. Kerangka Teoritis
Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka atau teori landasan.
Dalam bagian ini terdapat kerangka pemikiran dan hipotesis. Kerangka teoretis
dimulai dengan mengidentifikasi dan mengkaji berbagai teori yang relevan serta
diakhiri dengan pengajuan hipotesis dan dilakukan pengkajian terhadap penelitianpenelitian sebelumnya. Langkah ini untuk menambah dan memperoleh wawasan
dan pengetahuan baru serta menghindari duplikasi..
4. Metode Penelitian
Metodologi penelitian diartikan sebagai prosedur atau tahap-tahap penelitian, mulai
dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan, sampai dengan pelaporannya. Setiap
penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing, tergantung pada tujuan
penelitian .
Metode- metode penelitian yang dimaksud, misalnya, sebagai berikut.
a. Metode deskriptif,
yakni metode penelitian yang bertujuan hanya menggambarkan fakta-fakta secara
apa adanya, tanpa adanya perlakukan apa pun. Data yang dimaksud dapat berupa fakta
yang bersifat kuantitatif (statistika) ataupun fakta kualitatif.
b. Metode eksperimen,
yakni metode penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran atas suatu
gejala setelah mendapatkan perlakuan.
c. Metode penelitian kelas,
yakni metode penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki persoalan-persoalan
yang terjadi pada kelas tertentu, misalnya tentang motivasi belajar dan prestasi
belajar siswa dalam kompetensi dasar tertentu.
5. Pembahasan
Bagian ini berisi paparan tentang isi pokok karya ilmiah, terkait dengan rumusan
masalah/tujuan penulisan yang dikemukakan pada bab pendahuluan. Data yang
diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara, dan sebagainya itu dibahas dengan
berbagai sudut pandang; diperkuat oleh teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya.
13
Pembahasan dilengkapi dengan berbagai sarana pembantu seperti tabel dan
grafik.Penulis perlu menggunakan argumen-argumen yang telah dikemukakan
dalam kerangka teoretis
6. Simpulan dan Saran
. Simpulan merupakan bagian dari simpul masalah (pendahuluan), kerangka teoretis
yang tercakup di dalamnya, hipotesis, metodologi penelitian, dan temuan penelitian.
Simpulan berisi uraian pokok-pokok yang disajikan dalam hasil temuan peneliti.
Saran merupakan usulan operasional yang bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan penelitian dan merekomendasikan keunggulan hasil
temuan penelitian.Saran dirumuskan dengan merujuk pada Batasan penelitian,
jangkauan penelitian dan manfaat penelitian.
7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua kepustakaan yang digunakan sebagai landasan dalam karya
ilmiah yang terdapat dari sumber tertulis, seperti berupa buku, artikel jurnal,
dokumen resmi, maupun sumber- sumber lain dari internet.
Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis, tanpa menggunakan nomor urut.
Sumber tertulis/tercetak yang memerlukan banyak tempat lebih dari satu baris ditulis
dengan jarak satu spasi, sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan yang lainnya
adalah dua spasi.
Susunan penulisan daftar pustaka:
1) Nama penulis ditulis dengan urutan nama akhir, nama awal, nama tengah tanpa Gelar
akademis. JIka penulisnya lebih dari satu , semua nama penulis harus dicantumkan, tetapi
cara penulisan Namanya tidak dibalik.(diberi tanda titik)
2) tahun terbit; (diberi tanda titik)
3) judul buku dicetak dengan huruf miring (diberi tanda titik)
4) kota terbit;(diberi tanda titik dua)
5) penerbit.(diberi tanda titik)
Contoh identitas buku
Judul buku : Merancang Karya Tulis Ilmiah.
Nama pengarang : Suherli Kusmana
Tahun terbit : 2010
Penerbit, kota terbit : Rosdakarya, Bandung
Penulisan daftar pustakanya sebagai berikut
Kusmana, Suherli. 2010. Merancang Karya Tulis Ilmiah.Bandung: Rosdakarya.
IV. Kaidah Kebahasaan Karya Ilmiah
1) Pilihan kata yang bersifat impersonal, kata ganti saya diganti penulis, atau p
eneliti.
2) Menggunakan kalimat pasif, misalnya, “Di dalam penelitian ini, digunakan kuesioner.
3) Karya ilmiah menghindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda.
4) Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas dan bermakna denotatif.
Makna denotasi/makna lugas adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan,
sesuai dengan konsep asalnya.
Adapun makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan.
Tambahan-tambahan itu berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang terhadap suatu
hal.
Contoh
14
a. Tangan kiri Arman terkilir sewaktu bermain bola .
kiri (makna denotasi ) artinya posisi, lawan dari kanan
b. Partai politik yang beraliran kiri dilarang di Indonesia
kiri (makna konotasi) artinya ideologi, aliran politik
V. Bagian -Bagian Makalah
Karya ilmiah yang menjadi bahan diskusi disebut makalah Makalah merupakan karya
ilmiah yang secara khusus dipersiapkan dalam diskusi-diskusi ilmiah, seperti
simposium, seminar, atau lokakarya. Makalah terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan
simpulan.
1. Pendahuluan
Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi:
a. latar belakang masalah,
b. perumusan masalah, dan
c. prosedur pemecahan masalah.
2. Pembahasan
Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban
terhadap masalah yang diajukan, yang dilengkapi oleh data pendukung serta
argumentasi-argumentasi yang berlandaskan pandangan ahli dan teori yang relevan.
3. Simpulan
Bagian ini merupakan simpulan dan bukan ringkasan dari pembahasan. Simpulan
adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil diskusi/uraian yang telah dibuatnya
pada bagian pembahasan.
4. Daftar pustaka.
VI. Langkah-Langkah Menulis Karya Ilmiah
1) Menentukan topik
Topik/masalah itu haruslah: a. menarik perhatian penulis, b. dikuasai penulis, c.
menarik dan aktual, serta d. ruang lingkupnya terbatas.
2) Membuat kerangka tulisan
. Contoh
Peranan Pemuda dalam Pembangunan
1. Pendahuluan
Peranan pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa:
a. pemuda pada masa prakemerdekaan;
b. pemuda di zaman kemerdekaan;
c. pemuda di masa pembangunan.
2. Pembahasan
a. potensi pemuda sebagai modal dasar pembangunan bangsa;
b. sektor-sektor pembangunan yang dapat diisi oleh pemuda; dan
c. faktor penunjang dan kendala:
1) kendala psikologis,
2) kendala sosial,
dan
3) kendala
ekonomi.
3. Penutup
15
3) Mengumpulkan bahan
Bahan-bahan yang dimaksud dapat bersumber dari buku, jurnal ilmiah, surat kabar,
internet, dan sumber-sumber lainnya. Adapun data itu sendiri dapat diperoleh melalui
kegiatan observasi, wawancara, angket, dan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.
3) Pengembangan kerangka menjadi teks yang utuh dan lengkap
Kerangka yang telah dibuat, kita kembangkan berdasarkan teori dan data dengan
memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku pada penulisan karya ilmiah.
LATIHAN SOAL-SOAL
BAB VI . KARYA ILMIAH
1. Cermati ciri-ciri karya ilmiah berikut!
1) Berbentuk ringkas
2) Ragam Bahasa santai & populer
3) Dimuat di media massa seperti koran dan majalah
4) Topik yang dibahas akrab, menyenangkan dan disukai masyarakat
5) Gaya Bahasa menarik dan kalimat-kalimatnya
Berdasarkan ciri-ciri di atas maka termasuk karya ilmiah bentuk …
A. Popular
B. Semiformal
C. Formal
D. Deskriptif
E. komparatif
2. Cermati judul karya ilmiah berikut!
AKTIVITAS PERGAULAN DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA (Studi Deskriptif tentang Kecerdasan Emosi dan
Intelektual) Siswa SMA Labschool UPI Bandung
Tujuan penelitian yang sesuai dengan judul di atas adalah ..
A.
B.
C.
D.
E.
Mengetahui ada tidaknya hubungan antara aktivitas pergaulan dengan pretasi
belajar siswa
mengetahui pergaulan para siswa selama belajar jarak jauh dan prestasinya
mengetahui aktivitas siswa dan hubungan antarteman selama pembelajaran jarak
jauh
mengetahui akibat pergaulan bebas di kalangan siswa selama pembelajaran jarak
jauh
mengetahui aktivitas siswa dalam belajar selama pembelajaran jarak jauh
3. Cermati judul karya ilmiah berikut!
Dampak Pencermaran dalam Lingkungan Hidup
Berdasarkan judul karya ilmiah di atas maka rumusan masalah yang tepat adalah …
A. Apa saja jenis-jenis pencermaran lingkungan hidup?
B. Apa dampak pencermaran dalam lingkungan hidup?
C. Apa tujuan pencegahan pencemaran lingkungan hidup?
D. Di manakah terjadi pencermaran lingkungan hidup?
16
E. Kapan pencemaran lingkungan hidup bisa terjadi?
4. Cermati sistematika karya ilmiah berikut!
(1) Latar belakang
(2) Pendahuluan
(3) Kesimpulan
(4) Tujuan
(5) Pembahasan
Urutan sistematika karya ilmiah yang tepat adalah ..
A. (1), (2), (3), (4), (5)
B. (2), (3), (4), (5), (1)
C. (3), (4), (5), (1), (2)
D. (1), (3), (5), (4), (2)
E. (2), (1), (4), (5), (3)
5. Cermati kalimat berikut!
Para ilmuwan terutama yang terlibat dalam disiplin ilmu sejenis perlu berkolaborasi untuk
mengomunikasikan dan memublikasikan kegiatan ilmiah mereka.
Makna kata kolaborasi dalam kalimat tersebut adalah …
A. kerja sosial
B. kerja rutin
C. kerja sama
D. kerja paksa
E. kerja sukarela
6. Cermati kalimat berikut!
Peneliti itu telah […] semua laporan perjalanannya dalam sebuah video.
Kata kerja yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang adalah …
A.
B.
C.
D.
E.
melaporkan
menyelidiki
Memeriksa
mengumpulkan
mendokumentasikan
7. Cermati sistematika karya ilmiah yang diacak berikut!
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pendahuluan
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pembahasan
Daftar Pustaka
Simpulan dan Saran
17
Urutan sistematika karya ilmiah semi formal di atas yang benar adalah ….
A. (4), (3), (2), (1), (5), (7), dan (6)
B. (2), (3), (4), (1), (5), (7), dan (6)
C. (2), (3), (5), (1), (4), (6), dan (7)
D. (2), (3), (4), (1), (5), (7), dan (6)
E. (4), (2), (3), (1), (6), (7), dan (5)
8. Cermati pernyataan berikut!
Karya ilmiah yang secara khusus dipersipakan dalam diskusi-diskusi ilmiah seperti
simposium, seminar atau lokakarya.
Berdasarkan pernyataan di atas maka karya ilmiah tersebut adalah …
A. laporan
B. makalah
C. jurnal
D. dokumen
E. literatur
9. Cermati kalimat berikut!
Firaun terkenal sebagai raja yang bertangan besi.
Makna konotasi bertangan besi pada kalimat di atas adalah …
A. kejam
B. diktaktor
C. bijak
D. adil
E. tegas
10. Cermati kalimat berikut!
(1) Penelitian di atas harus didukung oleh teori-teori yang relevan dan aktual.
(2) Sastra klasik mengandung nilai-nilai sejarah masa lalu.
(3) Karya-karya klasik dijumpai unsur-unsur tradisional dan mistisisme.
(4) Penelitian memerlukan dukungan teori sastra, moral dan antropologi.
(5) Karya sastra Melayu Islam mengidentifikasi konsep-konsep moral masa lalu.
Kalimat pasif terdapat pada kalimat …
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (4) dan (5)
E. (1) dan (5)
RANGKUMAN BAB VI
MENILAI KARYA MELALUI RSENSI
1. Pengertian Resensi
Resensi adalah ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu
buku, film, atau karya lain. Tugas penulis resensi adalah memberikan gambaran
kepada pembaca mengenai suatu karya apakah layak dibaca atau tidak.
Unsur- unsur atau sistematika yang terdapat dalam resensi di antaranya sebagai berikut.
1. Judul resensi
18
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan (memperkenalkan pengarang, tujuan pengarang buku, dan lainlain)
4. Inti/isi resensi
5. Keunggulan buku
6. Kekurangan buku
7. Penutup
2. Contoh teks resensi berikut berdasarkan penyajian isinya.
Judul buku
: Teknik Bermain Gitar
Penulis
: Famoya
Penerbit
: Terbit Terang Surabaya
Kota Penerbit
: Surabaya
Tahun Terbit
: 1999
Jumlah Halaman
: 80
Gitar merupakan sebuah alat musik yang sangat populer dengan “Gitaris” sebagai sebutan
untuk pemain gitar. Getar nurani menjadi seorang gitaris muncul alami yang menciptakan kreasi
meluap tidak kenal waktu, yang mungkin sejenis akademi hanya sebatas formalitas belaka. Akan
tetapi, nurani darah seni lebih memotivasi yang dicita-citakan.
Gitar adalah alat musik yang menghasilkan melodi indah dengan cara memetik senarnya.
Bentuk gitar memengaruhi baik dan tidaknya suara gitar. Dalam bermain gitar tidak hanya berpedoman
teori nada minor dan mayor, melainkan dengan ketajaman perasaan dan mengatur senar gitar. Selain itu
untuk menghasilkan melodi yang indah tidak bisa asal petik, tapi menggunakan nada dasar dan
menentukan kunci nada. Kunci nada dalam sebuah lagu harus sesuai dengan kemampuan suara penyanyi.
Dengan demikian lantunan lagu dapat dinikmati dengan indah.
Teknik Seni Bermain Gitar ini merupakan buku yang menarik. Itu terletak pada bab Body
Gitar yang menjelaskan cara memilih gitar dan kunci nada yang memberikan sugesti bahwa tanpa
melihat nada tertentu, mendengar suaranya saja akan mampu membedakan jenis nada.
Setelah kamu membaca teks resensi di atas, lakukanlah analisis isi resensi
berdasarkan format tabel berikut.
3. Mengidentifikasi Identitas Buku yang Diresensi
Perhatikanlah teks berikut.
Petualangan Bocah di Zaman Jepang
Judul Novel
: Saksi Mata
Pengarang
: Suparto Brata
Penerbit
: Penerbit Buku KOMPAS Tebal : x + 434 halaman
Setelah membaca novel yang sangat tebal ini, saya jadi teringat dengan novel Mencoba
Tidak Menyerah-nya Yudhistira A.N. Massardhie dan juga novel Ca Bau Kan-nya Remy
Sylado. Dalam novel Mencoba Tidak Menyerah, yang menjadi tokoh sentralnya adalah bocah
laki-laki berusia sepuluh tahun, sedangkan dalam novel Ca Bau Kan yang telah diangkat ke
layar lebar, digambarkan bagaimana keadaan Jakarta, kota era zaman penjajahan Belanda dengan sangat
detail. Lalu apa hubungannya dengan novel Saksi Mata karya Suparto Brata ini? Dalam Saksi Mata,
yang menjadi “jagoan” alias tokoh utamanya adalah bocah berusia dua belas tahun bernama Kuntara,
seorang pelajar sekolah rakyat Mohan-gakko dan mengambil latar Kota Surabaya pada aman
penjajahan Jepang dengan penggambaran yang sangat apik, detail dan sangat memikat. Novel setebal
19
434 halaman ini sendiri sebenarnya merupakan cerita bersambung yang dimuat di Harian Kompas
pada rentang waktu 2 November 1997 hingga 2 April 1998.
Kisah berawal saat Kuntara secara tidak sengaja memergoki buliknya Raden Ajeng Rumsari
alias Bulik Rum tengah berduaan dengan Wiradad di sebuah bungker perlindungan-belakangan baru
diketahui oleh Kuntara kalau Wiradad adalah suami sah dari Bulik Rum. Hal itu membuat perasaan hatinya
berkecamuk. Kuntara pun heran dengan apa yang dilakukan oleh Bulik Rum yang selama ini selalu
dihormatinya. Namun ia bisa mengerti kalau ternyata Bulik Rum yang cantik ini menyembunyikan
sejuta kisah yang tak bakal disangka-sangka.
Bulik Rum adalah “pegawai” tuan Ichiro Nishizumi, meski pekerjaan sehari-harinya bekerja
di pabrik karung Asko. Sebenarnya Bulik Rum sudah menikah dengan Wiradad tetapi tuan
Ichiro Nishizumi tidak peduli dengan semua itu dan memboyongnya ke Surabaya. Baik Wiradad
maupun ayah Bulik Rum sendiri tidak mampu mencegah keinginan Ichiro Nishizawa yang sangat
berkuasa ini. Akan tetapi, Wiradad tidak mau menyerah begitu saja dan segera menyusul Bulik Rum
ke Surabaya.
Saat Wiradad akan bertemu dengan Bulik Rum inilah terjadi sesuatu yang di luar dugaan.
Okada yang gelap mata ini segera mengambil samurai kecilnya hingga akhirnya Bulik Rum
menghembuskan nafas terakhir di bungker perlindungan. Okada yang selama ini sangat dihormati
oleh Kuntara tenyata memiliki tabiat tidak beda dengan Tuan Ichiro Nishizawa.
Dari sinilah awal kisah “petualangan” Kuntara dalam mengungkap kasus hilangnya Bulik
Rum hingga upaya untuk membalas dendamnya bersama dengan Wiradad kepada tuan Ichiro
Nishizawa dan juga Okada. Sejak kasus hilangnya Bulik Rum ini, keluarga Suryohartanan–tempat
Kuntara dan ibunya menetap–mulai terlibat dengan berbagai kejadian yang mengikutinya. Kuntara
yang tidak menginginkan keluarga ini terlibat dengan permasalahan yang terjadi dengan sengaja
menyembunyikannya. Dengan segala “kecerdikan” ala detektif cilik Lima Sekawan Kuntara berupaya
menyelesaikan kasus ini bersama dengan Wiradad.
***
Sangat jarang sekali novel-novel “serius” di Indonesia yang terbit dalam kurun waktu
beberapa tahun terakhir yang menggunakan tokoh utama seorang anak kecil, selain dari novel
Mencoba Tidak Menyerah- nya Yudhistira ANM, mungkin hanya novel Ketika Lampu
Berwarna Merah karya cerpenis Hamsad Rangkuti. Adalah hal yang menarik apabila membaca cerita
sebuah novel “serius” dengan tokoh utama seorang anak kecil karena ia memiliki perspektif atau
pandangan berbeda mengenai dunia dan segala sesuatu yang terjadi, bila dibandingkan dengan orang
dewasa. Kita bisa membayangkan bagaimana seorang Kuntara yang baru berusia dua belas tahun
menanggapi berbagai peristiwa yang terjadi dengan diri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya pada masa
penjajahan Jepang dan dengan “kepintarannya” ia mencoba untuk memecahkan persoalan tersebut.
Meski menarik tetap saja akan memunculkan pertanyaan bagaimana bisa bocah dua belas tahun
menjadi “sangat pintar”?
Keunggulan lain dari novel ini adalah penggambaran suasana yang detail mengenai Kota Surabaya pada
tahun 1944 (zaman pendudukan Jepang), malah ada lampiran petanya segala! Suasana kota Surabaya di
zaman itu juga “direkam” dengan indah oleh Suparto Brata. Kita bisa membayangkan bagaimanan keadaan
kampung SS Pacarkeling yang kala itu masih “berbau” Hindia Belanda karena nama-nama jalannya masih
menggunakan nama- nama Belanda. Juga tentang bungker-bungker–perlindungan yang digunakan
untuk bersembunyi kala ada serangan udara–kebetulan saat itu tengah berkecamuk Perang Dunia II.
Tidak ketinggalan juga tentang stasiun kereta api Gubeng yang tersohor itu.
Sebagai arek Suroboyo yang tentunya mengenal seluk beluk kota Buaya ini, Suparto Brata jelas tidak
mengalami kesulitan untuk melukiskan keadaan ini. Apalagi ia adalah penulis yang hidup dalam
tiga zaman, kolonialisme Belanda, pendudukan Jepang dan era kemerdekaan. Penggambaran
suasana yang detail ini juga berkonsekuensi kepada cerita yang cukup panjang meski tetap tanpa adanya
maksud untuk bertele-tele.
20
Novel ini juga diperkaya dengan adanya kosakata dan lagu-lagu Jepang yang makin menghidupkan
suasana zaman pendudukan balatentara Jepang di Indonesia. Namun, uniknya, tidak ada satupun
terjemahan untuk kosakata Jepang tersebut. Jadi, bagi yang tidak mengerti bahasa Jepang, seperti saya
juga, ya tebak-tebak saja sendiri.
(Sumber: Dodiek Adyttya Dwiwa dalam Cybersastra.net dengan perubahan)
Teks seperti itulah yang disebut dengan resensi. Di dalamnya tersaji informasi tentang tanggapan
atau komentar mendalam tentang kelebihan dan kelemahan suatu karya. Dalam contoh di atas, objek
yang ditanggapi berupa novel. Selain itu, objeknya dapat berupa buku ilmu pengetahuan, film,
pementasan drama, album lagu, lukisan, teks. Sebagaimana yang tampak pada contoh di atas bahwa di
dalam teks yang berupa resensi mencakup informasi identitas karya, ringkasan, serta ulasan kelebihan
dan kelemahan isi karya itu. Di samping itu, dapat pula disajikan rekomendasi penulis resensi itu untuk
pembacanya.
4.
Menganalisis Kebahasaan dalam Teks Resensi
Resensi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan sebagai berikut:
1. Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
2. Banyak menggunakan konjungsi temporal: sejak, semenjak, kemudian, akhirnya.
3. Banyak menggunakan konjungsi penyebababan: karena, sebab.
4. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir
teks. Hal ini ditandai oleh kata jangan, harus, hendaknya,
5.
Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari
bahasa daerah maupun asing. Salah satu masalah yang dihadapi dalam penulisan unsur serapan
tersebut adalah penyesuaian ejaan dari bahasa lain itu ke dalam bahasa Indonesia. Khususnya dengan
bahasa asing, ejaan-ejaannya itu memiliki banyak perbedaan dengan yang berlaku dalam bahasa
Indonesia.
Pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan berkaitan dengan penulisan unsur serapan
itu. Secara umum peraturan-peraturan itu adalah sebagai berikut.
1. Satu bunyi dilambangkan dengan satu huruf, terkecuali untuk bunyi ng, ny, sy, kh yang
diwakili oleh dua huruf. Contoh: kromosom bukan khromosom, foto bukan photo, retorika
bukan rhetorika, dan tema bukan thema.
2. Penulisan kata serapan harus sesuai dengan cara pengucapan yang berlaku dalam bahasa
Indonesia. Misalnya: cek bukan check, tim bukan team, taksi bukan taxi, dan aki bukan accu.
3. Penulisan kata serapan diusahakan untuk tidak jauh berbeda dengan kata aslinya. Contoh:
aerob (Inggris: aerobe) bukan erob, hidraulik (Inggris: hydraulic) bukan hidrolik, sistem
(Inggris: system) bukan sistim, frekuensi (Inggris: frequency) bukan frekwensi.
6. Mengonstruksi Sebuah Resensi dari Buku Kumpulan
Adapun struktur penyajian resensi novel adalah sebagai berikut.
1. Identitas novel, yang meliputi judul, nama penulis, penerbit, tahun terbit, dan tebal novel.
2. Menyajikan ikhtisar atau hal-hal menarik dari novel.
3. Memberikan penilaian, yang meliputi kelebihan dan kelemahannya., Penilaian tersebut sebaiknya
meluputi unsur-unsur novel itu secara lengkap, yakni tema, alur, penokohan, latar, gaya bahasa, amanat, dan
kepengarangan.
4. Menyimpulkan resensi yang disajikan.
21
7. Menulis Resensi dari Buku Kumpulan Cerita
Menulis resensi tidaklah mudah. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan beberapa
persyaratan. Berikut persyaratan tersebut.
1. Penulis harus memiliki pengetahuan di bidangnya. Artinya, jika seorang penulis akan meresensi
sebuah novel, maka ia harus memiliki pengetahuan tentang teori novel dan perkembangannya.
2. Penulis harus memiliki kemampuan menganalisis. Sebuah buku novel terdiri atas unsur internal dan
eksternal atau yang lebih dikenal dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik. Seorang penulis harus mampu
menggali unsur-unsur tersebut.
3. Seorang penulis juga dituntut memiliki pengetahuan dalam acuan yang sebanding. Artinya,
penulis akan membandingkan sebuah karya lain yang sejenis. Dengan demikian, ia akan mampu
menemukan kelemahan dan keunggulan sebuah karya.
Latihan soal-soal Resensi
1. Cermati penggalan resensi berkut!
Bacalah penggalan resensi berikut!
Betapa apiknya Mangunwijaya menelusuri latar keturunan tokoh Atik. Ayahnya, Pak Ansana,
adalah pecinta alam. Maka, tidak menherankan apabila anaknya, Atik kemudian menjadi ahli
biologi. Atik senang buku, ia satu dengan buku. Ia membuat karirnya dengan buku.
Keistimewaan Mangunwijaya lagi bahwa ia menampilkan penutur-penutur sesuai dengan
tingkat sosial dan lingkungannya.
Masalah yang disoroti dalam penggalan resensi novel di atas adalah….
A. Kelebihan pengarang (Mangunwijaya) dalam menggambarkan latar.
B. Cara Mangunwijaya bercerita dalam novel.
C. Latar belakang kehidupan tokoh Atik.
D. Pemaparan keturunan tokoh Atik.
E. Kepandaian Mangunwijaya dalam menulis cerita.
2. Cermati penggalan resensi berikut!
Novel ini membuka nuansa baru pada zamannya. Sutan Takdir Alisyahbana membawa
pembaharruan dibidang masalah yang diungkapkan. Wanita zaman sebelumnya, adalah
pengabdi dalam keluarga yang bertanggung jawab kepada rumah tangga, alias penunggu
rumah. Namun Sutan Takdir Alisyahbana menampilkan kedudukan wanita setara dengan pria
bekerja, aktif di luar rumah dan memajukan kaumnya yang dieakilkan tokoh Tuti. Tokoh ini
sebagai teladan di masa sekarang dan para pelajar(tokoh masa depan)
Berdasarkan data buku tersebut jika disusun sebagi kalimat resensi tentang keunggulan novel
adalah…..
A. Wajarlah novel Layar Terkembang wajib dibaca oleh para siswa.
B. memang sepantasnya novel ini mendapat penghargaan dari dunia
pendidikan
C. masalah perjuangan emansipasi wanitalah yang membawa novel in wajib
dikenal di dunia pendidikan.
D. S. takdir Alisayhbana seorang yang ahli mengemukakan permasalahan
dalam dunia pendidikan
E. memang masih jarang novel yang membahas emansipasi dan perjuangan
kaum wanita
3. Cermati penggalan resensi berikut!
Cerita ini baik dan mudah ditangkap. Pengarang menyajikan masalah yang aktual dan sering
kita jumpai sehari-hari. Semuanya dapat diterima akal sehat serta tidak membosankan.
Pengarang menguraikan panjang lebar karakter tokoh-tokohnya. Jadi cerita tidak kabur.
22
Sayang pengarang sering mengulang-ulang kata jorok. Dalam satu buku, mungkin lebih dari
empat kisah.
Kalimat resensi yang mengungkapkan keunggulan buku adalah…
A. cerita dapat diterima akal sehat dan tidak membosankan
B. karakter tidak tergambar dengan cepat dan membaca berulang-ulang.
C. pengarang menghidupkan cerita dengan mengulang kata jorok
D. cerita diungkapkan seperti lazimnya cerita yang lain
E. kebosanan dapat diatasi oleh pembaca buku ini
4. Cermati kutipan resensi berikut!
Sulit sekali menemukan kekurangan pada buku ini. Semua unsur yang seharusnya
dimiliki sebuah karya fiksi terpenuhi dalam buku ini. Bagi siswa yang tidak senang
membaca karya sastra, memang buku ini tidak begitu menarik sebab novel ini serius
dan tidak cukup menghibur.
Masalah yang dinilai dalam penggalan resensi tersebut adalah…
A. Identitas resensi
B. Kekurangan novel
C. Keunggulan novel
D. Latar belakang pengarang
E. Ringkasan resensi
5. Cermati kutipan resensi berikut!
(1) Dalam buku ini banyak terdapat gambar yang menarik. ( 2 ) Juga penjelasannya
sangat rinci. (3) Di dalamnya dilengkapi indeks untuk kata-kata yang sulit dimengerti Kata -kata
asing sudah diberi arti dan juga penjelasan.(4) Hanya saja masih saja ada beberapa kata yang sulit
dimengerti artinya .
.
Kalimat yang menyatakan kekurangan dalam resensi adalah kalimat …
A.
B.
C.
D.
E.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
BAB VII DRAMA
1.
Pengertian Teks Drama
23
Teks drama pada dasarnya merupakan bagian dari bentuk karya sastra berisi cerita
tentang kehidupan yang dipamerkan atau ditunjukkan dalam bentuk tindakan atau
perbuatan. Sementara itu, drama sendiri biasanya diperankan oleh seseorang yang
disebut aktor atau aktris. Dalam melakukan pementasan drama, aktor dan aktris ini
akan membuat gerakan dan dialog sesuai dengan teks drama untuk dipertontonkan
kepada banyak orang.
2.
Ciri-Ciri Teks Drama
Setelah mengetahui pengertian tentang teks, selanjutnya akan dijelaskan mengenai
ciri-ciri teks drama. Ciri-ciri pada teks drama dapat digunakan untuk menandai atau
membedakan teks ini dengan teks lainnya. Selain itu, ciri-ciri drama juga menjadi
tanda khusu pembeda dengan karya sastra lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks
drama yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu:
1. Teks drama memiliki cerita yang berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh
narator maupun tokoh.
Seluruh dialog pada teks drama tidak menggunakan tanda petik.
3. Teks drama memiliki beberapa petunjuk khusus yang harus dilakukan oleh
aktor atau aktris yang memerankan tokoh-tokoh di dalam teks tersebut.
4. Teks drama terletak di atas dialog atau di samping kiri dialog.
5. Teks drama memuat banyak konflik dan aksi.
6. Teks drama harus dilakonkan atau dipentaskan.
7. Teks drama biasanya dapat dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.
3.
Unsur Intrinsik Drama
a. Tokoh dan Penokohan
Tokoh dalam teks drama memiliki arti sebagai karakter rekaan yang ada dalam
sebuah cerita drama. Sementara itu, penokohan atau karakterisasi dalam teks
drama merupakan sebuah gambaran yang menceritakan karakter tokoh tersebut.
b. Latar (Setting)
Latar atau setting dalam teks drama yaitu sebuah aspek ruang atau tempat, waktu,
hingga suasana terjadinya peristiwa dalam sebuah teks drama.
c. Alur
Alur dalam teks drama adalah sebuah rangkaian peristiwa yang terjalin pada
sebuah teks sastra, dengan berlandaskan hukum sebab dan akibat. Alur sendiri
dapat dipahami sebagai pola dan keterkaitan peristiwa untuk menggerakkan cerita
ke arah pertikaian dan penyelesaian cerita tersebut.
d. Tema
Tema dalam teks drama adalah suatu gagasan pokok yang didukung oleh jalinan
unsur lainnya, misalnya seperti tokoh, alur, dan latar cerita dengan wujud sebuah
dialog.
e. Amanat
Amanat dalam teks drama yaitu suatu pesan yang disampaikan oleh pengarang
kepada pembaca teks drama atau penonton pementasan drama.
4.
Unsur Ekstrinsik Drama
a. Biografi atau riwayat hidup pengarang teks drama
b. Falsafah hidup pengarang teks drama
24
c. Unsur sosial budaya masyarakat yang menjadi inspirasi dalam pembuatan
naskah atau teks drama
5. Struktur Teks Drama
Struktur teks drama terdiri dari tiga bagian, sebagai berikut :
1)
2)
3)
Prolog
Bagian pertama dari struktur teks drama adalah prolog. Prolog dapat dipahami
sebagai kata pendahuluan atau kata-kata pembuka yang memiliki peran sebagai
pengantar. Prolog sendiri biasanya berisi penjelasan gambaran umum tentang
tokoh, konflik, latar belakang cerita, atau berbagai hal yang terjadi dalam
drama. Dalam pementasan drama, prolog sering kali disampaikan oleh narator
atau bisa disebut juga dengan dalang, terkadang juga prolog secara khusus
disampaikan oleh tokoh tertentu dalam drama.
Dialog
Bagian kedua dari struktur teks drama yaitu dialog. Dialog dapat
didefinisikan sebagai sebuah percakapan atau pembicaraan antara dua orang
atau lebih. Dalam struktur teks drama, dialog menjadi unsur yang memiliki
peran yang sangat penting. Hal itu dikarenakan sebuah pementasan drama
dibangun dengan menggunakan setiap dialog antar tokohnya.
Dalam teks drama, dialog juga dapat menyampaikan gambaran tentang
perasaan dari para tokoh. Hal ini yang menjadikan pementasan drama perlu
diperankan oleh aktor atau aktris yang dapat menjiwai karakter dan perasaan
dari tokoh yang diperankan. Selain itu, aktor dan aktris juga harus mampu
mengucapkan dialog dari tokoh yang diperankan, misalnya dengan
menggunakan suara yang sesuai dengan perasaan dan watak dari karakternya.
Epilog
Bagian ketiga dari struktur teks drama yaitu epilog. Epilog pada dasarnya adalah
kata penutup dalam sebuah teks drama, yang mana fungsi dari epilog untuk
mengakhiri sebuah pementasan drama. Dalam pementasan drama, epilog
biasanya memuat simpulan atau amanat atau isi pokok dari teks drama. Sama
seperti prolog, epilog umumnya disampaikan oleh narator atau dalang. Namun,
bisa jadi karena kebutuhan pementasan epilog disampaikan oleh tokoh dalam
drama tersebut.
Selain penjelasan tentang bagian di atas, pada bagian dialog dari struktur teks
drama sendiri memiliki tiga bagian, meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi
(denouement). Tiga bagian dialog tersebut kemudian dibagi lagi dalam beberapa
babak dan adegan tertentu. Satu babak dalam sebuah teks drama biasanya
mengandung cerita tentang sebuah peristiwa besar dalam dialog. Hal itu dapat
dilihat dengan munculnya beberapa perubahan atau perkembangan dari
peristiwa yang dialami oleh tokoh utama. Sedangkan, adegan dalam sebuah teks
drama hanya mencakup satu pilihan-pilihan dialog dari setiap tokoh.
4. Kaidah Kebahasaan Drama
1. Teks drama berisi dialog.
2. Banyak menggunakan tanda petik pada dialog
3. Pada bagian prolog dan epilog, teks drama banyak menggunakan kata ganti
orang ketiga, yaitu seperti dia, beliau, ia, -nya, dan lain sebagainya.
25
4. Pada bagian dialog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang
pertama dan kedua, misalnya yaitu aku, saya, kami, kita, dan kamu.
Teks drama banyak memakai konjungsi temporal atau keterangan waktu,
misalnya yaitu sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian, dan lain
sebagainya.
6. Teks drama banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu
peristiwa, misalnya seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap,
beristirahat, dan lain sebagainya.
7. Teks drama banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang
dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, misalnya seperti merasakan,
menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami, dan lain sebagainya.
8. Teks drama banyak menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan
tokoh, tempat, atau suasana, misalnya yaitu ramai, bersih, baik, gagah, kuat, dan
lain sebagainya.
5. Contoh Teks Drama
Mengejar Cita-Cita
Ada dua anak yang bersahabat sejak kecil yang bernama Adi dan Anjas. Mereka
selalu bersama, tetapi semenjak ayah Adi harus pindah kerja mereka berdua pun
berpisah. Pada suatu ketika tanpa disengaja mereka bertemu kembali tanpa disadari.
Ketika mereka bertemu, mereka berdua berbincang-bincang. Karena mereka berdua
telah kelas 12, mereka pun membicarakan akan kuliah kemanakah mereka setelah
lulus SMA nanti.
(Prolog)
Anjas : ngomong-ngomong, kamu mau kuliah dimana?
Adi : aku mau kuliah di PIP.
Anjas : emangnya kamu ngambil jurusan apa ?
Adi : pelayaran. Mau jadi Kapten Kapal dong hehehe.. hmmm tapi…
Anjas : tapi kamu kenapa?
Adi : tapi aku lemah di pelajaran fisika.
Anjas : duh jangan sedih dong udah enggak apa-apa. Kalau kamu belajar lebih giat
lagi pasti kamu bisa. Teruslah berusaha, Jangan menyerah. Kejar cita-cita kamu. Eits
tapi jangan lupa kalau sudah usaha, kita juga harus tetep berdoa.
Adi : iya, makasih ya atas masukannya pasti aku bakal belajar lebih giat lagi.
Anjas : nah gitu dong.
Adi : kalau kamu ? mau kuliah dimana ?
Anjas : aku belum tau nih. Kira-kira menurut kamu di mana ya? Terus jurusan apa?
Adi : kalau menurut aku sih lebih baik kamu ikutin kata hati kamu aja. Pastinya yang
sesuai sama bakat dan minat kamu juga.
Anjas : iya sih. Tapi masalahnya aku belum tau nih bakat aku di mana.
Adi : ya kalau menurut aku sih bakat kamu sebaiknya minta pendapat ke orang lain
tentang bakat kamu. Misalnya ke teman, ke guru, ke orang tua juga pasti. Terus kalau
kamu masih bingung juga, aku saranin kamu untuk minta petunjuk pada Yang Maha
Esa. Ya dengan berdoa lah.
Anjas : wah makasih juga ya, atas pendapat dan saran kamu. Aku akan coba ikutin
saran kamu. Oh iya udah sore nih. Aku pulang ya. Makasih Adi .
Adi : oh iya udah. Sama-sama. Makasih ya Anjas.
26
Dan setelah perbincangan tadi, mereka berdua menjadi lebih giat belajar lagi. Dan
akhirnya Anjas telah mengetahui bakat dan minatnya untuk melanjutkan sekolahnya.
Waktu terus berlalu. Tidak terasa mereka berdua telah lulus ujian dan mereka pun
ingin melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi yang mereka inginkan. Karena
mereka rajin belajar dan berdoa, mereka pun akhirnya diterima di perguruan tinggi
yang mereka idam-idamkan.
27
…