Tugas 10
TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA
Dosen Pengampu :
DR. Rochmad, M.Si.
Disusun Oleh :
Dyaisa Algustavia Sekar Wido L
4101417181
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
TUGAS MANDIRI
1) Tulis secara ringkas perbedaan teori belajar konstruktivisme individu dari Piaget dan
Teori belajar konstruktivisme sosial dari Vygotsky.
➔ Jika Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh
kematangan usia sehingga ia membagi tahap perkembangan kognitif anak
berdasarkan pertumbuhan biologis, maka Vygotsky mengemukakan bahwa
perkembangan kognitif anak juga dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan
sosial budaya di mana anak itu tumbuh. Berbeda dengan pemahaman Piaget tentang
perkembangan anak, bahwa perkembangan selalu mendahului pembelajaran sehingga
kesiapan struktur mental merupakan hal yang mutlak sebelum anak mampu
mempelajari sesuatu, Vygotsky merasa bahwa pembelajaran sosial mendahului
perkembangan yang berarti melalui interaksi sosial anak dengan lingkungannya maka
hal ini akan mendorong anak untuk mampu mempelajari sesuatu.
2) Berilah contoh scaffolding dalam pembelajaran matematika!
➔ Pemecahan masalah soal cerita dengan menggunakan sistem persamaan linier dengan
dua variable di SMP. Dengan menerapkan scaffolding ketika siswa tidak sanggup
menyelesaikan masalah tersebut maka guru akan memancing pemikiran siswa supaya
berpikir lebih aktif melalui pertanyaan dan menuntunnya tahap demi tahap untuk
memecahkan masalah soal cerita tersebut.
3) Berilah ilustrasi aplikasi teori ZPD dalam pembelajaran matematika!
1. Fase 1. Guru menanyakan pertanyaan biasa yang berkaitan dengan permasalahan
kontekstual untuk membangun pemahaman dan bertukar pemahaman dari definisi
matematika dari situasi. Permasalahan dimungkinkkan mempunyai banyak
strategi pemecahan.
2. Fase 2. Peserta didik mendesain prosedur/ langkah untuk menjawab pertanyaan/
menyelesaikan permasalahan. Prosedur melibatkan menggambar, beraksi, menulis
dan menggunakan alat. Prosedur tersebut digunakan untuk berpikir tentang pusat
pemahaman konsep matematika.
3. Fase 3. Guru membantu peserta didik untuk memunculkan komunikasi dari
pemikirannya. Guru menanyakan pertanyaan yang lebih fokus untuk
mendapatkan klarifikasi dari pemikiran peserta didik dan prosedur penyelesaian
masalah. Interaks tersebut membantu menghubungkan bahasa informal biasa dari
peserta didik dengan bahasa matematika formal.
4. Fase 4. Peserta didik menginterpretasikan hasil penyelesaian masalah yang
diperolehnya dengan hasil yang diperoleh peserta didik lainnya. Setelah diberi
waktu bebas untuk berpikir dan bekerja, peserta didik berdiskusi dengan peserta
didik lainnya dengan membandingkan konjektur dan strategi mereka masingmasing.
5. Fase 5. Peserta didik melakukan negosiasi tentang cara menyelesaikan masalah
dengan bimbingan guru dan saling memberikan pemahaman matematikanya.
6. Fase 6. Peserta didik menggeneralisasikan kata (konsep). Di akhir pelajaran,
peserta didik mendemonstrasikan generalisasi kata yang berbeda antara peserta
didik satu dengan lainnya dan saling bertukar pikiran dalam interaksi tersebut.
Dengan menggunakan fase-fase tersebut, guru masuk dalam ZPD peserta didik dan
memberikan bahasa matematika untuk membantu pemahaman konsep mereka dalam
diskusi dengan bahasa mereka. Dengan bimbingan guru, peserta didik dapat
menjelaskan dan bertukar pemahaman matematika dalam kehidupan sosialnya
sehingga pemahaman konsep dapat dicapai oleh mereka. Peserta didik belajar
memahami dengan mengatakan apa yang dipikirkan dan dicobanya untuk
menyampaikan pada orang lain. Memahami jawaban peserta didik yang lain
membantu peserta didik meraih tingkat pemikiran yang lebih tinggi. Peserta didik
diharapkan menjawab pertanyaan dan mempertahankan jawabannya sehingga
diperoleh jawaban yang valid. Ketika guru membantu peserta didik untuk “learn to do
with the teacher what they could not do without the teacher” maka peserta didik
berada pada ZPD.
…