Uts msp wisnu aji 191231021
RINGKASAN MATERI KULIAH
MANAJEMEN SENI
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Sarwanto, S.Kar.,M.Hum
Sukesi, S.Sn.,M.Sn
Wisnu Aji
NIM : 191231021
JURUSAN PEDALANGAN
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA
2020/2021
MANAJEMEN SENI PERTUNJUKAN
APA YANG DIMAKSUD DENGAN MANAJEMEN ?
Manajemen
menghasilkan
adalah cara memanfaatkan input untuk
sesuatu
(karya
seni)
melalui
suatu
proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian,
dengan memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN ORGANISASI ?
Organisasi
adalah
sekelompok
orang
yang
sepakat
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Apa yang dimaksud dengan Organisasi Seni Pertunjukan ?
OSP adalah organisasi tradisional maupun modern yang
berbentuk sanggar tari, teater, grup musik, dan seni suara, yang
mempertunjukan hasil karya seninya secara komersial maupun
non komersial untuk suatu tontonan atau tujuan lain.
MENGAPA MANAJEMEN ITU PENTING DALAM ORGANISASI
SENI PERTUNJUKAN?
Karena
manajemen
akan
membantu
organisasi
seni
pertunjukan untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Efektif artinya dapat menghasilkan karya seni yang berkualitas
sesuai dengan keinginan senimannya atau penontonnya. Efisien
artinya menggunakan sumber daya manusia secara rasional dan
hemat. Tidak ada pemborosan atau penyimpangan.
FUNGSI-FUNGSI MANAGEMEN
Untuk pembahasan ini, baiklah kita ambil konsep paling
sederhana yg diajukan oleh george R. Terry yg meliputi 4 fungsi
managemen, yaitu:
I. Perencanaan
Secara sederhana perencanaan dapat dirumuskan sebagai
serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
Perencanaan dirumuskan sebagai tindakan yang harus dilakukan
dalam menjawab 6 buah pertanyaan yg lazim dikenal sebagai 5 W
+ 1 H, yaitu :
a. Tindakan apa yg harus dikerjakan
(What)
b. Apakah sebabnya tindakan itu dikerjakan (Why)
c. Di manakah tindakan itu akan dilakukan
(Where)
d. Bilamana tindakan itu dikerjakan
(When)
e. Siapa yg akan mengerjakan indakan itu
(Who)
f. Bagaimana pelaksanaannya
(How)
Dari serentetan pertanyaan tersebut, dua masalah pokok
adalah “What” yang mempersoalkan tujuan yg hendak dicapai dan
“How” yaitu bagaimana metode atau cara untuk mencapai tujuan
tersbut.
Setelah kedua pertanyaan ini terjawab, maka barulah
diterapkan dengan tindakan-tindakan yang lain.
1. Pedoman Perencanaan
Karena
sebuah
penyusunannya
rencana
dibuat
untuk
harus
mengingat
dilaksanakan,
beberapa
patokan
maka
atau
pedoman, yaiu:
a. Kemampuan
Perencanaan harus disesuaikan dengan kemampuan yang
ada:
sumber-sumber
yang
tersedia;
kemampuan
tenaga
pelaksana; sumber keuangan; bahan-bahan yang dimiliki dan
sebagainya.
Sebuah
rencana
yang
dibuat
tanpa
mengingat
kemampuan untuk mencapainya, maka mudah kandas ditengah
jalan.
b. Kondisi dan Situasi
Kondisi dan situasi masyarakat di mana sebuah usaha akan
dilakukan perlu juga menjadi pertimbangan. Termasuk dalam hal
ini adalah kondisi sosial, ekonmi, budaya, dan sebagainya.
c. Tanggung Jawab
Perlu pula dipertimbangkan besar kecilnya tanggung jawab
yang akan dipikul oleh masing-masing petugas, baik terhadap
organisasi maupun terhadap masyarakat (tanggung jawab sosial).
Apakah usaha tidak akan mengganggu kenyamanan masyarakat
dan lingkungan,
d. Kerjasama
Yang harus diperhatikan adalah gambaran akan mudah
tidaknya terjadi kerjasama yang baik antara orang-orang yang
menduduki bagian-bagian organisasi yang akan dijalankan.
2. Sifat Perencanaan
Kecuali beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan
dalam membuat perencanaan, maka sebuah rencana yang baik
harus memiliki sifat-sifat:
a. Rasional, artinya bahwa rencana dibuat berdasarkan pemikiran
dan perhitungan yang masak, sesuai dengan kemampuan yang
ada.
b.
Luwes
atau
Fleksibel,
artinya
rencana
dapat
mudah
menyesuaikan diri dengan perubahan atau perkembangan situasi
dan kondisi yang mungkin terjadi. Di samping itu rencana harus
dibuat
secara
terus-menerus
dan
berkesinambungan
sesuai
dengan perubahan dan perkembangan, artinya setiap jangka
waktu tertentu perlu dievaluasi dan diperbaiki.
3. Macam-Macam Perencanaan
Suatu perencanaan dapat dilihat dari 4 sudut pandang:
A. Tingkatan Managemen
1. Perencanaan
adalah
Kebijaksanaan
perencanaan
kebijaksanaan
dari
yg
Dasar
(Policy
memuat
seluruh
ttg
kegiatan
Planning)
garis
besar
organisasi.
Perencanaan kebijaksanaan dasar ini dibuat pimpinan
pada tingkatan top managemen atau managemen puncak.
2. Perencanaan
Program
perencanaan
yg
(Program
dibuat
Planning),
untuk
adalah
menterjemahkan
kebijaksanaan dasar tersebut di atas ke dalam programprogram
untuk
dilaksanakan.
Perencanaan
program
disusun oleh pimpinan atau managemen menengah.
3. Perencanaan operasional (Operational Planning), adalah
perencanaan
pada
tingkat
terakhir
yg
dibuat
oleh
pimpinan tingkat rendah ata tingkat pertama untuk
melaksanakan program kerja di lapangan.
B. Jangka Waktu
Dari
sudut
masa
berlakunya
sebuah
rencana,
atau
berdasarkan tahapannya, kita mengenal:
1. Perencanaan jangka pendek, yg biasanya berlaku dalam
satu, dua, tiga, empat atau lima tahun.
2. Perencanaan jangka panjang, yg biasanya dibuat untuk
jangka waktu 10 tahun atau lebih.
3. Perencanaan tahunan, yg dibuat untuk satu tahun dan
merupakan program pelaksanaan dari pada perencanaan
jangka pendek.
C. Daerah Berlakunya
Berdasarkan
daerah
berlakunya,
kita
mengenal
perencanaan yg dibuat secara internasional (antar bangsa),
nasional (di dalam sebuah negara) dan regional (antar wilayah),
dan lokal (daerah). Di dalam tata pemerintahan di Indonesia, kita
mengenal urutan sebagai berikut: nasional (pusat), propinsi
(daerah tingkat I), Kabupaten (daerah tingkat II), kecamatan,
kelurahan, dan sebagainya.
D. Materi Perencanaan
Berdasarkan materi perencanaan, kita mengenal bidangbidang
seperti:
perencanaan
keamanan
dan
ketertiban,
pendidikan, industri, kebudayaan, perdagangan, keuangan, tata
kota, dan sebagainya. Yang juga termasuk di dalam pembuatan
rencana, tetapi adakalanya dipisahkan menjadi bab tersendiri
adalah masalah-masalah penyusunan budget (biaya), standar, dan
program atau acara kerja.
Secara lebih luas perencanaan dapat dirumuskan sebagai
penetapan tujuan, kebijaksanaan dasar, prosedur, budget, standar
dan program darin suatu organisasi.
meluputi:
menetapkan
Dapun kegiatannya
peraturan-peraturan
dan
pedoman-
pedoman pelaksanaan tugas, menetapkan ekhtisar biaya dan
masukan yg diharapkan serta rangkaian tindakan yg akan
dilakukan di masa depan.
4. Budget
Penetapan budget dapat meliputi misalnya pembelian alat-alat
dan bahan-bahan produksi, penjualan, alat-alat perkantoran, dan
upah atau gaji para petugas atau karyawan.
Penyusunan budged memerlukan pengalaman yang luas
terhadap perkembangan harga, agar pada saat usaha atau
kegiatan berjalan, biaya keluar tidak lebih besar dari pemasukan
yg sudah direncanakan. Hal ini dapat terjadi jika jangka waktu
antara budged disusun dan keluarnya anggaran atau pelaksanaan
kerja sangat lama, sehingga harga-harga barang di pasaran dan
juga upah petugas telah mengalami kenaikan. Termasuk harus
menjadi perhatian adalah tersedianya anggaran pada saat usaha
diawali atau tengah berlangsung.
5. Standar
Penyusunan rencana, terutama di dalam bidang produksi
harus pula menetapkan standar, yaitu ukuran yang telah
ditentukan untuk produksi barang/tindakan dengan perhitungan
yang cermat dan mengandung nilai yang baik.
6. Program
Pogram di sini diartikan sebagai acara kerja atau tahap-tahap
penyelesaian pekerjaan. Termasuk di dalam penetapan program
adalah penentuan prioritas atau tindakan-tindakan mana dalam
pereencanaan yang harus dilakukan lebih dulu dan mana yang
bisa dilakukan kemudian. Dengan perkataan lain, bagaimana
menentukan skala prioritas. Dengan demikian secara mudah
dapat dilihat, tindakan-tindakan apa saja yg sudah harus selesai
dan
mana
yang
harus
segera
dikerjakan
dalam
suatu
usaha/kegiatan.
II. PENGORGANISASIAN
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota secara
bersama-sama. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
dilakukan pembagian pekerjaan di antara anggota sesuai dengan
minat, bakat, dan kemampuan. Pembagian tugas ini akan tampak
dalam struktur organisasi. Selanjutnya, ditetapkan mekanisme
koordinasi antar anggota agar dalam pelaksanaan kegiatan selalu
mengarah pada pencapaian tujuan bersama.
Klasifikasi
Berdasarkan
Bidang
Kegiatan
dan
Fungsi
pertunjukan
untuk
Manajemen
Pengklasifikasian
organisasi
seni
kepentingan manajemen, dapat dilihat dari dua aspek yaitu :
1. Aspek fungsional manajemen adalah aspek yang meliputi
fungsi manajemen produksi, keuangan, pemasaran, dan
sumber daya manusia.
2. Aspek bidang Kegiatan adalah aspek yang meliputi lingkup
bidang seni yang digelutinya. Ada OSP yg mengkhususkan
diri dlm seni pertunjukan saja. Ada juga organisasi seni yg
memasuki kegiatan lain yg terkait dengan seni pertunjukan,
seperti
kursus
atau
pelatihan,
penyewaan
kostum,
penyewaan peralatan pendukung (alat musik, gamelan,
wayang, dsb) atau penyelenggaraan festival seni.
Klasifikasi Berdasarkan Orientasi Organisasi dan Keterlibatan
Pengelola
1. OSP dalam menerapkan manajemen di dalam organisasinya
akan dipengaruhi oleh orientasi organisasinya serta tingkat
keterlibatan pengelola yang menjalankannya.
2. OSP
ada
yang
pengembangan
dilahirkan
karya
seni,
dengan
dan
orientasi
untuk
organisasi
yang
ada
dilahirkan dengan orientasi komersial atau bisnis.
3. OSP
yangg
berorientasi
untuk
karya
semata,
atau
memandamng seni sebagai karya. Organisasi ini hidup dan
dikembangkan menjadi tempat untuk menyalurkan dan
menumbuhkembangkan hasil karya seni sebagai suatu
hobi. Organisasi ini tidak menjadikan karya seni sebagai
alat untuk mencari nafkah. Pimpinan dan anggota rela
berkorban
tenaga
dan
uang
untuk
menyelenggarakan
pergelaran seni.
4. OSP yang berorientasi bisnis, memandang seni sebagi suatu
alat komoditi bisnis atau industri. Organisasi seperti ini
banyak diminati, karena bisa dipakai sebagai tempat untuk
berkarier dan mencari nafkah.
5. OSP yg pengelolanya juga adalah koreografer sekaligus artis,
tidak ada orang yang secara penuh waktu memncurahkan
perhatian
dan
waktunya
untuk
mengurus
masalah
manajemen organisasi. Banyak sekali OSP yang masih
belum memiliki tenaga pengelola secara penuh waktu.
Meskipun ada, jumlahnya terbatas.
6. OSP
yang
berorientasi
bisnis
mulai
memiliki
tenaga
pengelola penuh waktu, sedangkan OSP yang berorientasi
karya seni cenderung tidak memiliki tenaga pengelola penuh
waktu.
III. PENGARAHAN
Merupakan
kemampuan
Kegiatan
proses
dan
membuat
kemauan
pengarahan
dapat
untuk
para
anggota
memiliki
menjalankan
tugasnya.
meliputi
pelatihan,
magang,
pembimbingan, pemecahan masalah, pemberian penghargaan,
peringatan bahkan hukuman, dan sebagainya.
Proses Pengarahan
Pengarahan meliputi bagaimana memberikan intruksi atau
mengkomunikasikan
harapan
organisasi,
memimpin
dan
memotivasi orang agar menjalankan tugasnya dengan baik.
Pengarahan
akan
lebih
mudah
dijalankan
jika
pemimpin
mengenali dan memahami dengan baik orang yang dipimpinnya,
dan kemudian menggunakan pendekatan yang tepat untuk
menggerakannya. Asumsi Mengenai Orang dan Tingkah Lakunya.
Teori X
Pandangan yg mempunyai asumsi yg cenderung negatif
tentang orang, seperti:
Orang tidak suka bekerja dan kalau ada kesempatan akan
berusaha menghindar; orang harus diperintah, diawasi, dipaksa
atau diancam agar mau bekerja; dan rata-rata orang lebih suka
diperintah, tidak mempunyai ambisi yang tinggi dan menghindari
tanggung jawab.
Teori Y
Pandangan yang cenderung melihat sisi positif dari orang, seperti:
•
Pengerahan tenaga fisik dan mental hanya untuk bekerja.
•
Pengawasan dan ancaman bukan satu-satunya cara untuk
mencapai tujuan organisasi, tapi orang akan mengarahkan
dan mengawasi dirinya sendiri dalam mencapai tujuan
asalkan ia sudah menyetunjui tujuan tersebut.
•
Menyetujui
hubungannya
tujuan
merupakan
dengan
kebutuhan
bagian
yang
untuk
erat
mencapai
penghargaan terhadap prestasinya.
•
Orang bersedia menerima tanggung jawab dan bahkan
mencarinya dalam kondisi yang cocok.
•
Orang mempunyai kemampuan berimajinasi, mempunyai
kecerdasan dan kreativitas memecahkan masalah.
•
Potensi intelektual orang baru sebagian yang digunakan.
Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah
fungsi
atau
proses
seseorang
mempengaruhi orang lain untuk menjalankan kegiatan demi
mencapai
tujuan
bersama.
Pemimpin
adalah
orang
yg
mempengaruhi orang lain. Dalam mempengaruhi orang lain,
pemimpin dapat menggunakan beberapa gaya kepemiminan yaitu:
A. Otokratis
Gaya kepemimpinan yang memusatkan kekuasaan dan
pengambilan keputusan pada diri sang pemimpin. Pemimpin yang
demikian cenderung berpandangan seperti teori X.
B. Partisipatif
Gaya kepemimpinan yang melibatkan bawahannya dalam
pengambilan keputusan.
Pemimpin yang demikian cenderung
berpandangan seperti teori Y.
C. Demokratis
Gaya
kepemimpinan
yang
cenderung
kelompoknya.
Pemimpin
keputusan
kepada
cenderung
berpandangan
seperti
teori
Y.
“menyerahkan”
Kita
yg
demikian
tidak
dapat
mengatakan pandangan teori mana dan gaya kepemimpinan mana
yg terbaik, karena ini bersifat situasional. Untuk menetukan mana
yg tepat harus dipertimbangkan faktor-faktor misalnya: iklim
organisasi, kelompok yang dipimpin, sifat pekerjaan, waktu, dan
faktor lingkungan.
Dengan demikian, pemimpin yang efektif
adalah orang yang dapat berlaku fleksibel, yaitu yang mampu
memilih gaya yang sesuai bagi dirinya dan cocok dengan situasi
yang
dihadapinya.
dipengaruhi oleh:
Gaya
kepemimpinan
seseorang
sering
1. kepribadian dan pengalaman pemimpin,
2. iklim dan kebijakan organisasi,
3. karakter, harapan dan tingkah laku atasan,
4. karakter, harapan dan tingkah laku bawahan,
5. Sifat pekerjaan, dan
6. Harapan dan tingkah laku rekan sejawat.
D. Motivasi
Kemampuan seseorang memang menentukan apa yang
dapat dicapainya, tetapi yang lebih penting lagi adalah kemauan
untuk
melakukan
apa
yang
ditugaskan.
Motivasi
adalah
kebutuhan yang mendorong orang untuk berbuat sesuatu, yang
kemudian menyebabkan orang bertingkah laku tertentu dalam
usahanya untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi seseorang
seringkali tidak dapat dilihat dengan jelas, bahkan kadang-kadang
orang yang bersangkutan pun tidak menyadari tingkah lakunya.
Kita hanya dapat menduga motivasi dari tingkah laku yang
ditunjukkan. Seseorang pemimpin dapat memotivasi bawahannya
apabila ia mampu mempertemukan keinginan dirinya/organisasi
dengan kebutuhan bawahan. Oleh karena itu pemimpin perlu
memahami kebutuhan-kebutuhan bawahannya dan menggunakan
pendekatan yang sesuai. Motivasi seseorang ditentukan oleh
karakteristik individu dan faktor-faktor pekerjaan. Faktor individu
yang
mmpengaruhi
motivasi
misalnya
minat,
sikap,
dan
kebutuhan individu. Faktor-faktor pekerjaan yg mempengaruhi
motivasi
adalah
faktor
kebijakan
organisasi,
lingkungan
hubungan
pekerjaan
antar
orang,
seperti
dan
gaji,
kondisi
pekerjaan (sifat pekerjaan, tingkat tanggung jawab yang diberikan,
perkembangan
dan
kemajuan
kepuasan dari pekerjaan).
dlm
pekerjaan/karier,
dan
IV. PENGENDALIAN
Merupakan kegiatan untuk memastikan agar sasaran yang
telah ditetapkan dapat dicapai pada waktunya sesuai dengan
sumberdaya yang telah disediakan.
Pada tahap pengendalian
dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan yang
tengah berlangsung.
Jika terdapat
sasaran tidak tercapai,
penyimpangan
dalam arti
dilakukan berbagai upaya korektif atau
upaya2 tambahan agar sasaran tetap dapat dicapai. Langkahlangkah dasar dalam pengendalian adalah sbb :
1. Menetapkan standar dan Metode Pengukuran Prestasi
Standar
merupakan
kriteria
dalam pengendalian
yang
dikembangkan dari sasaran yang ada dalam perencanaan. Kriteria
standar yang umum biasanya sudah dihasilkan dari perencanaan
dalam bentuk sasaran, namun perlu ditetapkan kriteria yang lebih
spesifik. Setelah itu ditetapkan pula lebih dahulu cara bagaimana
hasil atau prestasi tersebut diukur. Standar dan cara pengukuran
ini harus ditetapkan dari awal dalam pengendalian agar yang
dilakukan menjadi obyekti.
2. Mengukur Hasil/Prestasi yang ada
Hal ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan jika cara
pengukuran sudah ditetapkan dengan baik.
3. Membandingkan Hasil dengan Standar
Pada
tahap
ini,
informasi
yang
diperoleh
dari
hasil
pengukuran dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan,
kemudian dilihat defiasinya. Kesulitan yang mungkin terjadi
adalah jika pengukuran yang dilakukan lebih bersifat kualitatif,
sehingga membutuhkan interpretasi atau penafsiran.
4. Mengambil Tindakan
Jika
dari
hasil
pembandingan
diketahui
ada
deviasi
negatif/penyimpangan maka diperlukan tindakan-tindakan agar
persoalan/penyimpangan tidak menjadi lebih besar atau minimal
akibat negatifnya diperkecil. Untuk itu, harus dilakukan tindakan
terhadap penyebab persoalan. Sering kali tindakan yang dilakukan
berhubungan dengan upaya untuk mengubah tingkah laku
seseorang.
Ciri pengendalian yang baik adalah sbb :
Fokus
pada
hal
yang
penting
perlu
diambil
keputusan
mengenaiprioritas kegiatan yg perlu dikendalikan.
2. Ekonomis Proses pengendalian yg dilakukan jangan sampai
lebih mahal atau membutuhkan biaya yang lebih besar daripada
hasil yang dicapai.
3. Tepat waktu Pengendalian harus dilakukan tepat waktu.
4. Dapat dimengerti Proses pengendalian harus dimengerti oleh
semua orang/anggota organisasi, tidak hanya pemimpin/manajer
saja. Ini untuk memastikan implementasi pengendalian berjalan
dengan baik.
5. Dapat diterima Sistem pengendalian yang diterapkan organisasi
harus dapat diterima oleh semua yang terlibat, agar mereka
merasa memiliki dan termotivasi untuk menggunakannya.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
Untuk
menjamin
keberhasilan
sebuah
usaha
maka
manajemen haruslah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip
manajemen.
1. Prinsip Pembagian Kerja
Bila sebuah usaha berkembang, maka bertambah pulalah
bidang-bidang pekerjaan yang harus ditangani. Maka pembagian
kerja dalam suatu usaha tersebut menjadi sangat penting. di
samping pembagian kerja antara atasan dan bawahan, perlu
diperhatikan penempatan orang-orang yang sesuai keahlian,
pengalaman, kondisi fisik, dan mentalnya. Tujuan pembgian kerja
adalah agar dengan usaha yang sama dapat diperoleh hasil kerja
yang terbaik.
2. Prinsip Wewenang dan Tanggung Jawab
Wewenang adalah hak memberikan perintah-perintah dan
kekuasaan meminta kepatuhan dari yang diperintah. Ada dua
jenis wewnang, pertama wewenang atau kekuasaan pribadi yang
bersumber
kepada
kepandaian,
pengalaman,
nilai
moral,
kesanggupan memimpin dan lain sebagainya, kedua wewenang
resmi yang diterima dari instansi
yang lebih tinggi. Tanggung
Jawab adalah tugas dan fungsi-fungsi atau kewajiban yang harus
dilakukan oleh seorang petugas. Untuk melaksanakan tugas atau
tanggung jawab ini kepadanya harus diberikan wewenang, agar
kepatuan dapat diberikan oleh bawahan dan
sangsi dapat
diberikan kepada bawahan yang tidak memberikan kepatuhan.
3. Prinsip Tertib dan Disiplin
Sebuah usaha yang dilakukan dengan tertib dan disiplin
akan dapat meningkatkan kualitas kerja dan peningkatan kualitas
kerja akan pula manaikkan mutu hasil kerja sebuah usaha.
Hakekat dari kepatuhan adalah disiplin, yakni melakukan apa
yang sudah disetujui bersama antara pemimpin dan petugas atau
para pekerja, baik persetujuan yang tertulis, lisan maupun yang
berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan-kebiasaan.
4. Prinsip Kesatuan Komando
Di dalam sebuah kapal tak boleh ada dua nahkoda,
demikian pula di dalam sebuah usaha. Untuk setiap tindakan
setiap petugas harus menerima perintah dari hanya seorang
atasan saja.
Bila tidak berarti wewenang dikurangi, disiplin
terancam, ketertiban tergaggu dan stabilitas akan mengalami
ujian. Jika perinth datang dari hanya satu sumber, maka setiap
orang juga akan tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab
sesuai dengan wewenang yang telah diberikan kepadanya.
5. Prinsip Semangat Kesatuan
Makna pribahasa Jawa “Rukun Agawe Santosa” atau
persatuan adalah kekuatan telah kita pahami dan laksanakan
sejak lama. Hal ini harus dipahami oleh setiap anggota kelompok
yang
hendak
melakukan
sebuah
usaha
bersama.
Dengan
perkataan lain, dalam sebuah usaha bersama, setiap orang harus
memiliki jiwa kesatuan, merasa senasib sepenanggungan, dari
yang paling atas sampai yang paling bawah. Sebab dengan adanya
semangat kesatuan yang teguh, maka setiap orang akan bekerja
dengan senang dan memudahkan timbulnya inisiati dan prakarsa
untuk memajukan usaha.
6. Prinsip Keadilan dan Kejujuran
Semangat kesatuan hanya dapat dibina jika prinsip keadilan
dan kejujuran diterapkan dengan baik, sehingga setiap orang
dapat bekerja dengan sungguh-sungguh dan setia.
Keadilan
dituntut misalnya dalam penempatan tenaga kerja yang harus
benar-benar
dipertimbangkan
berdasarkan
pendidikan,
pengalaman, dan keahlian seseorang. Kecuali itu, keadilan juga
dituntut misalnya dalam pembagian pendapatan (upah), sesuai
dengan berat ringannya pekerjaan dan tanggung jawab seseorang.
Kejujuran dituntut agar masing-masing orang bekerja sama untuk
kepentingan bersama dari usaha yang dilakukan, dan bukan
mendahulukan kepentingan pribadi.
PRINSIP KIS MANAJEMEN
Apa itu prinsip KIS ?
Dr. Awaluddin Djamin, MPA mengatakan bahwa sebuah
usaha akan berjalan dengan baik jika dilakukan berdasarkan
prinsip KIS: singkatan dari Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi.
Menurut prinsip KIS sebuah usaha atau kegiatan itu harus
dilakukan dalam bentuk kerjasama, konsultasi, dan kesatuan
tindak antara bagian-bagian, baik secara horisoontal maupun
secara
vertikal
dan
bersifat
menyeluruh
untuk
mencapai
dan
sekaligus
keserasian, kebulatan, dan efisiensi.
1. Koordinasi
Adalah
usaha
untuk
menghimpun
mengarahkan kegiatan-kegiatan semua sarana atau alat di dalam
suatu
organisasi
(orang,
uang,
bahan-bahan,
metoda,
dan
sebagainya) kepada tujuan organisasi.
2. Integritas
Adalah usaha-usaha untuk menyatukan kegiatan-kegiatan
berbagai bagian atau unit dalam suatu organisasi, sehingga
merupakan suatu kebulatan pikiran maupun tindakan ke arah
satu sasaran atau tujuan.
3. Sinkronisasi
Adalah usaha untuk menyelaraskan atau menyesuaikan
kegiatan
dari
tercapainya
berbagai
keserasian
bagian
atau
atau
unit
organisasi,
guna
keharmonisan
tindakan
dalam
menuju sasaran atau tujuan. Jika managemen tidak dijalankan
sesuai dengan prinsip-prinsip managemen di
atas maka besar
sekali kemungkinannya akan timbul “mismanagemen”. Banyak
sebab yang dapat menimbulkan lahirnya mismanagemen. Adapun
yang menimbulkan mismanagemen di antaranya yang terpenting
adalah:
1. Belum adanya struktur organisasi yang baik;
2. Rencana tidak sesuai dengan kemampuan pelaksanaan;
3. Belum adanya keseragaman tentang cara kerja (metoda) dan
tata kerja antarbagian;
4. Belum adanya kesesuaian pendapat antara pimpinan dengan
pimpinan atau antara pimpinan dan bawahan.
…